JAKARTA - Pengelola rumah sakit Siloam, PT Siloam International Hospitals Tbk berencana memecah nilai (stock split) saham SILO. Melalui aksi itu, perusahaan anggota Group Lippo milik konglomerat Mochtar Riady ini berharap bisa meningkatkan likuiditas perdagangan saham SILO di Bursa Efek Indonesia (BEI).
"Melalui stock split ini harga saham SILO juga menjadi lebih terjangkau bagi para investor ritel, sehingga diharapkan akan meningkatkan jumlah pemegang saham perseroan," tulis manajemen Siloam dalam keterangannya, Jumat, 11 Februari.
Rencananya, rasio stock split saham SILO adalah 1:8 sehingga nilai nominal saham dari sebelumnya Rp100 menjadi Rp12,5. Adapun jumlah saham akan ikut berubah dari 1,62 miliar saham menjadi 13,01 miliar setelah stock split.
Manajemen Siloam menambahkan, rencana stock split ini akan dilaksanakan dengan memperhatikan peraturan yang berlaku serta ketentuan Anggaran Dasar, yaitu melalui persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). "Oleh karena itu, perseroan berencana untuk meminta persetujuan RUPS yang akan diselenggarakan pada 22 Maret 2022," tambah manajemen Siloam.
BACA JUGA:
Sebagai tambahan informasi, jika aksi ini disetujui RUPS, maka perseroan akan mengajukan permohonan pencatatan saham SILO hasil stock split pada 25 Maret 2022. Sehingga, saham SILO hasil stock split bisa mulai diperdagangankan pada April 2022.
Adapun mengutip data perdagangan sepanjang tahun ini, saham SILO bergerak variatif pada kisaran level tertinggi Rp8.750 per saham, dengan level terendahnya Rp7.500 per saham.