JAKARTA - Pertumbuhan kinerja dialami oleh emiten rumah sakit PT Siloam Internasional Hospitals Tbk (SILO). Sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2021, perusahaan rumah sakit dari grup Lippo itu membukukan kenaikan yang signifikan dari sisi pendapatan dan laba.
Dalam laporan keuangan SILO, dikutip Jumat 29 Oktober, perusahaan RS milik konglomerat Mochtar Riady ini mencetak pertumbuhan pendapatan hingga 42,83 persen secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp7,14 triliun. Pendapatan itu diperoleh dari non-spesialis sebesar Rp5,88 triliun dan spesialis Rp1,25 triliun.
Terhadap pendapatan spesialis, rawat inap berkontribusi hingga 54,20 persen atau setara Rp 2,19 triliun. Capaian ini meningkat 49,59 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, rawat jalan berkontribusi hingga 45,80 persen atau setara 2,69 triliun. Jumlah tersebut juga naik 43,44% psem.
Dilihat dari segmen operasinya, rumah sakit Siloam MRCC masih menyumbang pendapatan paling tinggi hingga Rp 795,51 miliar.
Pertumbuhan dari sisi top line turut mengerek bottom line SILO. Hingga kuartal ketiga 2021, SILO mencatatakan laba periode berjalan Rp531,95 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, SILO masih menanggung rugi hingga Rp48,79 miliar.
BACA JUGA:
Selain ditopang kenaikan pendapatan, bottom line SILO yang membaik juga didorong oleh penghasilan bunga yang meningkat 86,14 persen yoy menjadi Rp13,41 miliar. Di sisi lain, beban keuangan mampu ditekan menjadi Rp 49,57 miliar dari sebelumnya Rp127,66 miliar.
Sekadar informasi, total aset Siloam Hospitals 5,93 persen dibanding akhir tahun 2020, menjadi Rp8,92 triliun. Liabilitasnya terkerek 5,97 persen menjadi Rp2,55 triliun dan ekuitasnya juga naik 5,91 persen menjadi Rp6,37 triliun.