Bagikan:

JAKARTA - Kepala Otorita Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara Bambang Susantono mengatakan, sampai saat ini telah menerima lebih dari 100 dokumen komitmen awal atau letter of intent (LoI) untuk investasi di ibu kota baru.

Investor tersebut berasal dari dalam negeri dan 16 negara asing.

Bambang menyebut, dari jumlah itu masih perlu dilakukan penyeleksian. Terlebih, investor juga perlu melakukan studi kelayakan untuk dapat menanamkan modalnya di IKN.

"Kami menerima cukup banyak letter of interest, ada 167 dari sekitar 16 negara," kata Bambang di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin, 3 April.

Dia menyebut, nanti akan ada proses seleksi untuk menentukan para investor mana saja yang sesuai dan serius dalam mengajukan permohonan untuk ikut membangun di IKN.

"Investor yang berminat tersebut terdiri dari berbagai bidang, seperti perumahan, rumah sakit, hingga pendidikan dari tingkat sekolah dasar (SD) sampai perguruan tinggi," ujar Bambang.

"50 persen (investor) domestik dan 50 persen lainnya asing," tambahnya.

Adapun hingga saat ini, kata Bambang, pembangunan berbagai fasilitas infrastruktur di IKN masih berjalan sesuai jadwal.

Sebelumnya, terdapat dua investor nasional baru yang telah mendapatkan letter to proceed atau Surat Izin Prakarsa Proyek (SIPP) dari Otorita IKN untuk membangun hunian Aparat Sipil Negara (ASN) di Nusantara, yakni konsorsium PT Perintis Triniti Properti Tbk (Konsorsium Triniti) dan PT Nindya Karya (Persero).

Konsorsium Triniti menanamkan modal Rp1,8 triliun untuk mengerjakan tujuh tower dan Nindya Karya mengucurkan investasi Rp1,42 triliun untuk membangun delapan tower.

Terdapat juga tiga investor lainnya yang sudah mendapatkan SIPP, yakni PT Summarecon Agung Tbk, Konsorsium Nusantara (RBN CCFG), dan Korean Land and Housing Corporation (KLHC). Para investor tersebut ditargetkan dapat menuntaskan pekerjaannya pada 2024.

Kebutuhan hunian ASN sendiri sampai 2024 diketahui harus bisa menampung 16.990 orang dan akan terus bertambah setiap tahunnya. Oleh karena itu, peluang investasi di hunian ASN masih sangat terbuka.