JAKARTA - Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mendesak petinggi PT Pertamina (Persero) seperti Direktur Utama dan Komisaris Utama untuk mundur dari jabatannya buntut insiden kebakaran Depo Plumpang dan ledakan di Kilang Dumai yang terjadi secara beruntun.
"Bagaimanapun kejadian beruntun dengan Plumpang yang memakan korban 20-an orang maka mestinya top management, dirut dan komut harus dan bertanggung jawab. Harus mundur dari jabatannya," ujar Fahmy kepada VOI, Senin, 3 April.
Bahkan, jika petinggi Pertamina tidak mengundurkan diri, lanjutnya, Menteri BUMN Erick Thohir seharusnya mencopot petinggi Pertamina dari jabatannya.
Nantinya, jika Menteri BUMN mengangkat petinggi yang baru, Dirut baru tersebut harus menjamin kejadian serupa tidak terjadi lagi.
"Siapapun penggantinya harus beri garansi bahwa tidak akan terjadi kecelakaan sehingga akan terapkan sistem kemananan berstandar internasional," lanjut Fahmy.
Fahmy mengatakan, jika insiden terbakarnya Kilang Dumai ini membuktikan bahwa sistem keamanan yang diginakan oleh Pertamina khususnya untuk aset strategis dan yang memiliki risiko ringgi masih sangat buruk.
"Kemarin Plumpang ada 20an korban, kemudoan Kilang Dumai sudah terjadi dua kali. Sistem keamanannya buruk dan Pertamina lalai tergadap sistem keamanan yang seharusnya berstandar internasional," beber Fahmy.
Tak hanya itu, ia juga menilai, insiden ini makin membuktikan ketidakbecusan top management dalam menjalankan sistem keamanan di Kilang Pertamina.
Ia juga menilai Pertamina tidak transparan dalam melakukan investigasi atas insiden yang terjadi di Pertamina.
"selalu katakan ada investigasi dari kepolisian dan selalu mengambinghitamkan petir dan tidak pernah trasparan apa penyebabnya," imbuhnya.
Untuk itu, Fahmy menyarankan, Pertamina seharusnya memberlakukan sistem kemananan berstandar internasional.
Meski mahal, kata dia, hal ini tidak seberapa jika dibandingkan dengan korban nyawa yang ditimbulkan dari insiden tersebut.
Tidak hanya menggunakan standar kemanan internasional, Fahmy juga mendesak Pertamina melakukan audit oleh lembaga independen untuk mengetahui penyebab kebakaran yang terjadi.
BACA JUGA:
Terakhir, Fahmy juga menyoroti peran Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang secara teknis membawahi Pertamina.
"Kementerian ESDM harus juga melakukan pengawasasn, monitoring dan audit secara berkala," pungkas Fahmy.