Bagikan:

JAKARTA – Belum juga tuntas kepolisian melakukan penyelidikan terbakarnya kilang minyak di Cilacap, kantor Pertamina pusat di jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat didemo oleh sejumlah elemen masyarakat yang tergabung dalam LAKSI (Lembaga Advokasi Kajian Strategis Indonesia).

Kordinator aksi lapangan Umar Sagala menuturkan, LAKSI datang ke Pertamina untuk meminta dan menuntut mundur direksi Pertamina yang di nilainya telah membuat kerugian besar terhadap asset dan keuangan negara atas insiden kebakaran tersebut.

Melalui rilis yang diterima VOI, Jumat 19 November, tertulis kebakaran tangki di kilang Cilacap bukan kali pertama terjadi. Pada Juni lalu, salah satu tangki yang berisi benzene milik PT Pertamina juga terbakar. Kilang Cilacap merupakan satu dari 6 kilang Pertamina, dan kapasitas pengolahan 270 ribu barel per hari. Kilang minyak ini memiliki 228 tangki untuk menampung crude yang akan diolah, gas serta BBM hasil pengolahan minyak mentah.

Umar menilai insiden kebakaran yang hebat di kilang minyak milik PT. Pertamina merupakan peristiwa yang ganjil atau tak lazim karena kerugian dan dampak sosialnya amat besar bagi negara.

“Kami meminta agar Meneg BUMN segera mencopot Direksi Pertamina, selain itu juga Direksi Pertamina harus berani bertanggung jawab atas kerugian yang dialami oleh Pertamina. Kami meminta agar aparat Kepolisian berani mengambil tindakan tegas dan segera menetapkan para tersangka dalam peristiwa kebakaran kilang minyak sampai ke tingkat direksi Pertamina. Kami meminta agar polisi jangan sampai kasus ini hanya menjerat pekerja lapangan saja, sementara direksi Pertamina yang memiliki otoritas penuh masih bebas tertawa di luar sana, dimanakah hati nuranimu? Wahai direksi Pertamina. Jangan sampai tidak ada tindak lanjutnya, karena negara menanggung kerugian yang amat akibat dari kebakaran ini.” tulis keterangan tersebut.

Para pendemo datang sekitar pukul 14.00 WIB, dengan membawa spanduk aksi demo berjalan tanpa ada bentrokan.