Bagikan:

KABUPATEN LEBAK- Permintaan kolang-kaling saat Ramadan meningkat pesat di Pasar Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Banten. Per hari, para pedagang di sana mengaku bisa menjual 500 kilogram dibanding hari biasa yang sebanyak 100 kilogram.

"Kami dalam dua hari puasa Ramadan mendapatkan hasil penjualan kolang-kaling Rp10 juta/hari dengan harga Rp20 ribu dari 500 kilogram itu," beber Sulaeman (45) pedagang kolang kaling di Pasar Rangkasbitung  Kabupaten Lebak, dikutip dari ANTARA, Sabtu 25 Maret.

Lanjut Sulaeman, masyarakat di sana sudah menjadikan kolang kaling dari pohon aren itu sebagai tradisi untuk berbuka puasa selama Ramadan. Kolang-kaling ini dijadikan kolak dan campuran minuman es.

"Kami sangat terbantu dengan berjualan kolang kaling yang meningkat selama Ramadan," katanya.

Sulaeman juga menyebut kolang kaling yang dijualnya itu diperoleh dari petani aren di Kecamatan Malingping. Petani di sana katanya memproduksi kolang-kaling kemudian disalurkan ke sejumlah daerah di Banten.

Sementara itu Junaedi (45) pengumpul kolang-kaling di Rangkasbitung mengaku setiap hari bisa meraup keuntungan sekitar Rp2 juta.

Kolang-kaling yang ia peroleh berasal dari petani Kecamatan Sobang, Cigemblong, Cibeber, Muncang dan Cijaku. Daerah-daerah itu merupakan sentra perkebunan aren yang menghasilkan kolang-kaling dan gula aren.

"Kami sehari bisa menjual antara tiga sampai empat ton dari sebelumnya satu ton," katanya.

Menurut Junaedi, kualitas kolang kaling Kabupaten Lebak cukup bagus sehingga banyak permintaan dari daerah itu  hingga Tangerang dan DKI Jakarta.

 Saat ini, kata dia, tingginya permintaan kolang-kaling amat menguntungkan bagi petani.

"Kami kadang kewalahan melayani permintaan para pedagang pengecer saat Ramadan," pungkasnya.