Bagikan:

JAKARTA – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan bahwa harga komoditas pangan dunia, utamanya kedelai, masih berada di rentang angka yang cukup tinggi pada awal tahun ini.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyampaikan hingga Maret 2023 harga kedelai terpantau bertengger di level 1.518 dolar AS per bushel.

Besaran tersebut cenderung stabil dari bulan sebelumnya yang senilai 1.525 dolar AS per bushel. Adapun, harga normal kedelai sebelum pandemi diperdagangkan pada level di bawah 1.000 dolar per bushel.

“Harga komoditas global masih volatile dengan harga beberapa komoditas pangan masih tinggi,” ujarnya kepada awak media, dikutip Kamis, 16 Maret.

Menkeu menambahkan, kondisi serupa juga terjadi pada komoditas jagung dengan harga 629 dolar AS per bushel dari normal di kisaran 300-400 dolar AS per bushel.

“Ini yang harus kita perhatikan, terutama untuk inflasi volatile food yang sudah naik menjadi 7,62 persen di Februari lalu dari sebelumnya 5,47 persen di Januari,” tutur dia.

Seperti yang diketahui, kelompok harga bahan makan cenderung mengalami kenaikan selama periode Ramadan karena meningkatnya permintaan.

Kondisi ini berpotensi mengganggu daya beli lantaran kedelai merupakan bahan baku produk olahan tahu dan tempe yang banyak dikonsumsi masyarakat.

Adapun, kebutuhan kedelai di dalam negeri hampir 100 persen dipenuhi oleh pasar mancanegara (impor). Data yang dilansir oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan pada 2021 Indonesia mengimpor kedelai sebanyak 2,49 juta ton dengan perkiraan nilai mencapai 1,48 miliar dolar AS.