Bagikan:

JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp7,32 triliun atau setara dengan 40 persen laba bersih yang diperoleh pada 2022 berjumlah Rp18,31 triliun.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan dari total dividen yang disebar, pemerintah mendapat jatah paling besar senilai Rp4,39 triliun karena menjadi pemegang saham pengendali dengan porsi 40 persen.

Sementara sisanya Rp2,92 triliun atau 40 persen, akan diberikan kepada pemegang saham publik sesuai dengan porsi kepemilikan masing-masing.

“Nilai dividen yang dibagikan naik 2,69 kali lipat dari total dividen tahun buku 2021 yang sebesar Rp2,72 triliun. Dengan demikian, nilai dividen per lembar saham kali ini ditetapkan Rp392,78, dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp146,” ujar dia dalam konferensi pers pada Rabu, 15 Maret.

Menurut Royke, sisa laba bersih 60 persen atau senilai Rp10,98 triliun akan digunakan sebagai saldo laba ditahan untuk pengembangan usaha berkelanjutan ke depan.

“Perseroan tetap optimis dapat membukukan pertumbuhan kinerja positif seiring dengan agenda transformasi yang masih berjalan di 2023,” tuturnya.

Royke menambahkan, kenaikan rasio pembayaran dividen menjadi 40 persen di tahun ini dilakukan seiring dengan kinerja keuangan perseroan yang terus membaik dengan capaian laba Rp18,3 triliun di 2022.

Tidak hanya itu, perseroan juga mengklaim mengelola rasio kecukupan permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) pada level yang sehat mencapai 19,3 persen sehingga memiliki kapasitas untuk membagi dividen dengan rasio dan nilai yang lebih besar.

“Meningkatnya nilai dividen per lembar saham tahun ini menjadi Rp392,78, diharapkan dapat memberikan dividen yield yang optimal kepada shareholders,” tegas dia.