Bapanas Minta Bulog Jemput Bola Serap Gabah Hasil Panen Petani
Ilustrasi gabah petani (Foto: Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau National Food Agency (NFA) meminta Perusahan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) untuk secara aktif melakukan jemput bola menyerap gabah hasil panen petanian.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menjelaskan bahwa jika melihat kondisi sebelumnya, petani agak kesulitan untuk langsung masuk ke Bulog di antaranya karena kondisi lokasi lahan pertanian yang sulit dijangkau.

“Sehingga ke depan kita arahkan Bulog untuk jemput bola. Langkah tersebut menambah saluran penyerapan gabah/beras ke Bulog,” ucapnya dalam keterangan resmi, Minggu, 12 Maret.

Upaya jemput bola ini, menurut Arief, merupakan bagian dari perbaikan yang dilakukan Bulog. Pihaknya mengarahkan agar dalam pelaksanaannya Bulog melakukan contract farming dengan Gapoktan-gapoktan, sehingga produksinya bisa langsung disalurkan ke Bulog.

“Itu cukup membantu kita meningkatkan serapan sekaligus menjaga harga dasar di tingkat petani tidak jatuh,” katanya.

Memasuki musim panen, kata Arief, Bulog secara bertahap sudah menyiapkan diri, salah satunya membangun Modern Rice Milling Plant (MRMP) di 13 lokasi. Melalui MRMP ini Bulog memiliki sejumlah unit mesin yang bisa digunakan untuk mengolah gabah, dari mulai penerimaan, pengeringan, kemudian sampai color sorter.

“Dengan adanya MRMP ini memungkinkan Bulog untuk bisa menyerap gabah dari petani atau Gapoktan. Jadi peluang Bulog menambah serapannya semakin besar karena tidak hanya mengandalkan pasokan dari penggilingan tetapi juga bisa langsung turun menyerap gabah petani,” jelasnya.

Selain itu, Arief menambahkan, pihaknya juga telah membekali BUMN Pangan tersebut dengan sejumlah regulasi atau payung hukum yang dapat mendukung peningkatan serapan.

Di antaranya surat penugasan pengadaan gabah/beras dari dalam negeri melalui penyerapan 2,19 juta ton dengan target pemenuhan 70 persen pada panen raya Maret sampai dengan Mei ini. Penyerapan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai skema seperti skema Cadangan Beras Pemerintah (CBP), fleksibilitas, atau melalui skema komersial.

Selain itu, dalam waktu dekat juga Bulog akan dibekali regulasi baru terkait Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Dengan HPP terbaru tersebut, diharapkan Bulog akan memiliki harga yang baik untuk menyerap sehingga turut berkontribusi menjaga keseimbangan harga gabah di tingkat petani, pedagang, dan konsumen.

“Perbaikan-perbaikan tersebut kita lakukan secara bertahap. Kalau orang mengamati Bulog, harusnya hari ini sudah banyak yang dilakukan,” ujarnya.

Adapun, langkah perbaikan ini tidak terlepas dari komitmen untuk meningkatkan serapan gabah/beras Bulog dalam rangka mengisi stok Cadangan Beras Pemerintah (CPP) sehingga target stock on hand CBP pada akhir 2023 sebesar 1,3 juta ton dapat tercapai.