JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengingatkan para bos-bos hingga pejabat di perusahaan-perusahaan pelat merah untuk tidak memamerkan harta dan gaya hidup mewah di media sosial.
Hal ini disampaikan Erick, berkaca dari banyaknya kasus pamer harta yang dipertontonkan para pejabat di Indonesia. Salah satunya adalah kasus Mario Dandy Satrio anak pejabat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Rafael Alun Trisambodo.
Menurut Erick, gaya pamer harta di media sosial sangat tidak etis untuk dilakukan. Apalagi mengingat bahwa tingkat kesetaraan sosial di Indonesia sangat beragam.
“Sekarang ini lagi sering gonjang-ganjing pamer sosial media. Artinya apa, masyarakat peduli, ketika ada ketidaksetaraan, ya kita harus (sadar) karena kalian juga suka enggak suka pejabat publik,” ujar Erick di acara BUMN Corporate Communications and Sustainability Summit (BCOMSS) 2023 di Kawasan Senayan Jakarta, Kamis malam, 9 Maret.
Karena itu, Erick pun meminta para direksi hingga pejabat perusahaan pelat merah memberikan solusi meningkatkan kesetaraan sosial di Indonesia.
BACA JUGA:
“Yang bukan mempertontonkan kemewahan, tapi harus dibalik jadi bagian solusi,” tuturnya.
Erick juga meminta perusahaan-perusahaan pelat merah tidak anti terhadap transparansi informasi publik. Tujuannya bukan untuk mengklarifikasi kejelekan saja, tetapi juga untuk menyebarkan citra baik BUMN.
“Saya minta semua BUMN harus punya infrastruktur media, online dan sosmed. Bukan menutupi kebobrokan, tapi jadi bagian keterbukaan. Kalau kita salah, kita akui salah,” tuturnya.