Bagikan:

JAKARTA - Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mengusulkan pemindahan Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, pascainsiden kebakaran hebat yang terjadi, pada Jumat malam, 3 Maret.

Menurut dia, solusi tersebut menjadi opsi tepat agar kejadian serupa tidak terulang kembali di kemudian hari.

"Pemindahan Depo Pertamina Plumpang merupakan opsi yang tepat dan cepat dengan beberapa alasan," kata Fahmi dalam keterangan resmi yang diterima VOI, Senin, 6 Maret.

Fahmi menyebut, ada tiga alasan utama terkait pemindahan depo tersebut.

Pertama, penyulut kebakaran berawal dari Depo Pertamina Plumpang, bukan rumah penduduk

Alasan kedua, kata Fahmi, pemindahan Depo Pertamina Plumpang dapat diputuskan secara cepat oleh Direksi Pertamina ketimbang relokasi penduduk.

"Sedangkan keputusan relokasi kawasan penduduk lebih lama karena melibatkan beberapa pihak, seperti Pertamina, Pemda DKI, dan warga (setempat)," tutur dia.

Untuk alasan terakhir, lanjut Fahmi, lokasi Depo Pertamina Plumpang sudah tidak layak karena berada di tengah permukiman padat penduduk.

"Tidak tersedia buffer water cukup yang dibutuhkan untuk proses pendinginan pipa," ungkapnya.

Fahmi menambahkan, pendistribusian bahan bakar minyak (BBM) dari kilang ke Depo yang menggunakan pipa dan sebagian melewati kawasan penduduk dinilai membahayakan, karena sewaktu-waktu saat pipa terbakar pasti akan menyebabkan kebakaran rumah penduduk di sekitarnya

"Dengan alasan tersebut, maka hanya satu kata 'Pindahkan Depo Pertamina Plumpang dalam tempo sesingkatnya'," pungkasnya.