Bagikan:

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa penurunan inflasi indeks harga konsumen (IHK) secara bulanan (month to month/mtm) dari 0,34 persen pada Januari menjadi 0,16 persen di Februari semakin mendukung ekspektasi pengendalian inflasi di tahun ini.

Direktur Departemen Komunikasi BI Fadjar Majardi mengatakan perkembangan ini tidak terlepas dari pengaruh positif respons kebijakan moneter bank sentral.

“Kami terus mendorong penguatan sinergi yang erat dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan mitra strategis lainnya melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) serta Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai wilayah,” ujarnya dalam siaran resmi yang dikutip Kamis, 2 Maret.

Menurut Fadjar, inflasi IHK yang melandai bulan lalu turut disokong penurunan inflasi kelompok inti dan volatile food. Dia merinci, inflasi inti pada Februari adalah 0,13 persen (mtm), lebih rendah dari Januari sebesar 0,33 persen (mtm).

“Penurunan inflasi inti sejalan dengan normalisasi pola musiman awal tahun, khususnya dari komoditas kelompok perumahan,” tuturnya.

Sementara Inflasi kelompok volatile foods juga menurun dari perkembangan bulan sebelumnya, yakni 0,28 persen mtm berbanding 1,40 persen mtm.

“Perkembangan tersebut terutama disumbang oleh komoditas daging ayam ras, telur ayam ras, dan cabai rawit,” katanya.

Adapun, kelompok administered prices mencatat inflasi sebesar 0,14 persen (mtm), meningkat dari realisasi bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,55 persen (mtm).

Secara umum, inflasi IHK secara tahunan naik menjadi 5,47 year on year (yoy) pada Februari dibanding Januari yang sebesar 5,28 persen (yoy).

“Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi inti tetap berada dalam kisaran persen plus minus 1 persen pada semester I 2023 dan inflasi IHK kembali ke dalam sasaran persen plus minus 1 persen pada semester II 2023,” tegas dia.

“Bank Indonesia akan terus memperkuat pengendalian inflasi, termasuk melalui koordinasi dengan pemerintah guna memastikan berlanjutnya penurunan inflasi, termasuk pada periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN),” tutup Fadjar.