JAKARTA - PT Bank BTPN Tbk mencatat pertumbuhan kredit sepanjang tahun 2022 sebesar 8 persen year on year (yoy) menjadi Rp146,12 triliun per akhir Desember 2022 dari Rp135,6 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
"Pertumbuhan kredit didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang sehat sebesar 5 persen, CASA 6 persen dan deposito berjangka 4 persen," ujar Direktur Keuangan BTPN Hanna Tantani dalam konferensi pers di Menara BTPN, Selasa 28 Februari.
Lebih jauh Hanna merinci, jumlah DPK Bank BTPN mengalami peningkatan menjadi Rp114,87 triliun pada akhir 2022.
Pertumbuhan DPK disumbang oleh saldo CASA yang meningkat sebesar 6 persen menjadi Rp40,16 triliun dan time deposit yang naik 4 persen menjadi Rp74,70 triliun pada akhir tahun lalu.
Rasio CASA pun sedikit meningkat dari 34,6 persen menjadi 35,0 persen.
Bank BTPN juga berhasil menjaga rasio likuiditas dan pendanaan berada di tingkat yang sehat, dengan liquidity coverage ratio (LCR) mencapai 229,3 persen dan net stable funding ratio (NSFR) 133,7 persen pada posisi 31 Desember 2022. Perseroan mencatat rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) 27,3 persen.
BACA JUGA:
Bank BTPN berhasil menjaga kualitas kredit tetap baik yang tercermin dari rasio gross nonperforming loan (NPL) yang berada di level 1,43 persen akhir 2022, turun dibandingkan dengan 1,68 persen pada periode yang sama tahun lalu dan lebih rendah dibanding rata-rata industri perbankan yang tercatat sebesar 2,44 persen pada akhir Desember 2022.
Di sisi lain, lanjut Hanna, Bank BTPN melalui platform digital Jenius juga mencatatkan kinerja yang baik. Jenius mencatatkan pertumbuhan jumlah registered user hampir 20 persen menjadi 4,4 juta akhir 2022, dari 3,7 juta satu tahun sebelumnya.
"Dana pihak ketiga yang dikelola Jenius juga tumbuh 52 persen menjadi Rp23,7 triliun, dan total kredit yang disalurkan melalui Jenius (Flexi Cash) tercatat di level Rp1 triliun, tiga kali dari posisi setahun sebelumnya," pungkas Hanna.