Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendukung kerja sama perdagangan karbon antara ID Survey dan Bursa Efek Indonesia (BEI).

"MoU ini lebih kepada bagaimana kita mereaktifkan yang namanya karbon trading. Di mana pemerintah sudah punya tools di bawah OJK, lalu bursa bagian dari sistem," ujar Erick di Jakarta, Senin, 27 Februari.

Erick menambahkan, memasuki era karbon, Indonesia tidak seharusnya hanya menjadi penonton, apalagi dulu Indonesia pernah dibohongi investasinya tidak ada namun trading karbonnya dijual dengan harga yang mahal.

"Kita enggak mau dibohongi lagi. Kita sendiri bisa menjadi salah satu bagian dari ekosistem karbon," lanjut Erick.

Erick mengatakan, Indonesia merupakan salah satu pemai besar dalam ekosistem karbon di dunia.

Ia menyebut beberapa negara seperti Kongo dan Brazil yang telah lebih dahulu terjun dalam dunia karbon trading.

"Kan ada beberapa negara antara lain Kongo, Indonesia, Brazil. Itu kalau dikonsolidasikan bisa 80 persen. Artinya Indonesia adalah salah satu pemain besarnya seperti OPEC minyak, nah ini OPEC versi Karbon dengan hutannya," imbuh Erick.

Adapun pada hari ini BEI dan BUMN menandatangani Nota Kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) yang diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah, transparansi, dan akuntabilitas perusahaan, serta entitas anak usaha BUMN.

Hal ini akan membantu meningkatkan daya saing perusahaan BUMN di tingkat nasional maupun global.

Ruang lingkup kerja sama BEI dan Kementerian BUMN ini dapat mendukung pengembangan pasar modal melalui sosialisasi, edukasi, serta pendampingan mengenai go public, sekaligus penerbitan instrumen pendanaan pasar modal lainnya untuk perusahaan dan entitas anak usaha BUMN.