Indonesia dan Jepang Sepakat Perkuat Kerja Sama Kendaraan Ramah Lingkungan
Foto: Dok. Kementerian Perindustrian

Bagikan:

JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan bahwa kerja sama Indonesia-Jepang dalam bidang elektrifikasi kendaraan dan bahan bakar Carbon Neutrality (CN), termasuk biofuel terus berlangsung hingga kini.

Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (Ilmate) Kemenperin Taufiek Bawazier mengatakan, komitmen ini menguat dalam agenda pertemuan The 4th Automotive Dialogue Indonesia-Japan di Jakarta.

“Sebagai salah satu negara dengan industri otomotif terbaik di dunia, kami percaya kerja sama dengan Jepang dapat mendukung upaya mencapai carbon neutrality,” ujarnya seperti yang dilansir laman resmi, Minggu, 26 Februari.

Menurut Taufiek, pertumbuhan industri alat angkut pada 2022 meningkat sebesar 10,67 persen, atau di atas angka pertumbuhan industri pengolahan yaitu 5,01 persen. Sebagai salah satu bentuk dukungan, harga patokan kendaraan bermotor hemat energi dan harga terjangkau atau low cost green car (KBH2/LGCC) akan mengalami penyesuaian sebesar lima persen.

“Pemerintah memahami bahwa ada peningkatan cost of production pada produksi kendaraan KBH2, kenaikan bahan baku serta biaya logistik mengakibatkan diperlukannya penyesuaian tersebut,” tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Bioenergi Kementerian ESDM Edi Wibowo memberikan informasi mengenai pengembangan biofuel terkini sebagai sumber energi bersih yang berkelanjutan serta beberapa strategi untuk memajukan implementasi biofuel untuk mencapai zero emission.

“Diharapkan kemitraan strategis antar kedua negara bisa mendukung kebijakan terbaru, terutama pada industri otomotif,” kata dia.

Sementara itu, Chair of Japan Automotive Manufacturers’ Association (JAMA) Asia Experts Group, Enomoto Masato yang menyampaikan mengenai kontribusi produsen mobil Jepang di Indonesia.

“Kami mengusulkan program kerja sama antara Indonesia dan Jepang dalam mempelajari Multiple Pathway Approach untuk mencapai zero emission di Indonesia,” ungkap Enomoto.

Sebagai informasi, Kementerian Perindustrian terus mendorong kerja sama pengembangan industri otomotif dengan berbagai pihak, antara lain diwujudkan melalui kerja sama dengan berbagai pihak, meliputi beberapa kementerian, lembaga, dan asosiasi, termasuk dengan para stakeholder asing.