Pengusaha Kecewa Pemerintah Larang Penjualan Minyakita di Ritel Modern
Ilustrasi minyakita (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Ritel Modern (Aprindo) mengaku kecewa dengan keputusan pemerintah yang melarang penjualan minyak goreng kemasan sederhana dengan merek dagang Minyakita di ritel modern.

Seperti diketahui, penjualan Minyakita di ritel modern sudah dilarang seiring dengan keputusan Kementerian Perdagangan (Kemendag). Kini, pasokan Minyakita hanya akan didistribusikan ke pasar tradisional.

Ketua Umum Aprindo, Roy Nicholas Mandey menyayangkan keputusan tersebut. Roy juga membantah bahwa penjualan Minyakita di ritel membuat masyarakat beralih dari minyak premium ke Minyakita.

“Kami sangat menyayangkan. Karena akhirnya ritel tidak dapat lagi. Kalau pun dibilang ada shifting konsumen minyak premium ke Minyakita, kami tidak dapatkan datanya di ritel,” katanya saat ditemui disela Pertemuan Asosiasi Pengusaha Pemasok Pasar Modern Indonesia di Balai Sudirman, Jakarta, Kamis, 23 Februari.

Lebih lanjut, Roy menjelaskan, konsumen ritel yang sudah biasa menggunakan minyak goreng premium untuk kebutuhan sehari-hari, tidak akan beralih ke Minyakita.

“Premium tetap membeli premium. Karena apa, mereka sudah biasa pakai minyak goreng itu. Nah mereka mau switching ke Minyakita itu rasanya bisa beda, atau kualitas makananya bisa beda, mana mau. Jadi alasan terjadi switching tidak terjadi,” jelasnya.

Kata Roy, perilaku konsumen tersebut terjadi di ritel modern. Namun, Roy mengaku tidak mengetahui perilaku tersebut apakah terjadi di konsumen lainnya.

“Ini di ritel ya. Saya enggak tahu di luar ritel. Tapi kalau switching konsumen yang minyak goreng premium ke Minyakita itu tidak ada datanya,” tuturnya.

Di samping itu, Roy mengakui sebelum adanya larangan, pasokan Minyakita di ritel modern menang sering habis. Hal ini karena 15 sampai 20 persen dari konsumen ritel modern adalah masyarakat kelas menengah ke bawah.

“Minyakita sebelum dilarang ke ritel kenapa habis juga? Karena kan segmentasi di dalam konsumen ritel itu sekitar 15-20 persen menengah ke bawah. Yang rumahnya dekatan dengan supermarket, ngapain jauh-jauh beli Minyakita,” ujarnya.