Bagikan:

JAKARTA - Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (DJKA Kemenhub) menjelaskan pilar di Stasiun Manggarai memang didesain dengan ukuran besar untuk menahan guncangan gempa bumi.

Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta-Banten DJKA Kemenhub, Rode Paulus mengatakan, pilar di Stasiun Manggarai memang disesuaikan dengan gedungnya.

Fungsinya untuk menahan guncangan gempa.

“Terkait tiang memang kalau kami pelajari ini salah satu upaya dari engineer, untuk memastikan kekuatan terutama dari gempa itu bisa mengakomodir ketika terjadi masalah di gedung. Karena Stasiun Manggarai dibangun dengan gedung besar, sehingga pilar-pilarnya cukup besar,” katanya pada acara Ngobras di Kemenhub, Jakarta, ditulis Selasa, 21 Februari.

Karena adanya pilar ini, Paulus mengakui ruang di Stasiun Manggarai cukup sempit saat terjadi pergerakan penumpang.

Untuk itu, Paulus mengatakan pihaknya sedang mengkaji lebih lanjut terkait keberadaan atau bentuk pilar di Stasiun Manggarai.

“Kami sedang mengkaji kira-kira mungkin apakah kita buat bulat atau seperti apa. Kita itu konstruksinya terus terang sampai hari ini kami belum bisa memberikan karena harus dilakukan engineer, itu pasti dengan pertimbangan teknis yang memastikan gedung itu aman,” ujarnya.

Untuk mengurangi kepadatan penumpang di Stasiun Manggarai, kata Paulus, nantinya akan dibangun tangga tambahan di Stasiun Manggarai untuk mengurai pergerakan penumpang.

“Dengan membangun tangga tambahan, ketika ada yang berada di posisi dekat tangga itu ada pilihan ke kanan atau ke kiri supaya tidak melewati titik tersebut. Itu yang jadi perhatian,” jelasnya.

Sebelumnya, Komunitas KRL Jalur Depok-Bogor mengkritik pilar yang terlalu besar di Stasiun Manggarai. Keberadaan pilar ini dinilai menghalangi dan menganggu lalu lalang penumpang.

“Tiang besar yang ada di peron Manggarai itu untuk transit, naik turun pun amat sangat mengganggu flow penumpang karena benar-benar jaraknya cuma satu orang,” kata perwakilan komunitas.