JAKARTA - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menemui Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto untuk berkoordinasi mengenai antisipasi dampak bencana di Jakarta, salah satunya gempa bumi.
Menurut Heru, Jakarta mesti belajar dari peristiwa gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat. Gempa berkekuatan 5,6 magnitudo pada 21 November lalu mengakibatkan lebih dari 600 orang meninggal dunia dan merusak lebih dari 60 ribu rumah.
"Beliau (Kepala BNPB) menyarankan belajar dari kota-kota lain, di mana banyak bencana dan menimbulkan kerugian yang cukup besar," kata Heru di Graha BNPB, Jakarta Timur, Selasa, 27 Desember.
Suharyanto pun menyarankan agar bangunan-bangunan publik dan milik pemerintah di Jakarta didesain sebagai bangunan tahan gempa, mulai dari sekolah, rumah sakit, hingga bangunan pemerintahan.
"Kepala BNPB menyarankan adanya pencegahan. Misalnya untuk perencanaan sekolah, rumah sakit, dan infrastruktur atau bangunan milik pemerintah itu harus konsepnya misalnya di atas 7 SR (skala richter). Jadi, didesain seperti itu, sehingga pencegahannya dapat direncanakan," ujar Heru.
Langkah yang mulai diambil Pemprov DKI atas antisipasi bencana alam tersebut adalah merehabilitasi sekolah dengan bangunan yang didesain tahan gempa bumi hingga 7,5 SR.
"Ini jadi catatan, tahun depan ada beberapa sekolah yang akan direhab total. Untuk mengantisipasi bencana ke depan, terutama gempa bumi, berarti didesain bisa menahan gempa. Bicara konsep 2022 sampai 2044, diturunkan lagi per 5 tahun 5 tahun," urai Heru.
BACA JUGA:
Melanjutkan, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Isnawa Adji berujar, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) DKI untuk menambahkan persyaratan pengajuan perizinan bangunan baru yang tahan terhadap gempa.
"Sekolah-sekolah baru di Jakarta, misalnya, ini juha harus dimasukkan unsur ketahanan gempa. Ini bekerja sama dengan PTSP dan lain lain. Intinya, ke depan kami ingin Jakarta punya ketangguhan dalam menghadapi bencana," tuturnya.
Sementara itu, Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto menjelaskan bahwa DKI Jakarta merupakan salah satu kawasan yang memiliki potensi risiko bencana cukup diperhatikan, seperti curah hujan yang cukup tinggi. Hal ini juga berkaitan dengan potensi bencana banjir tahunan, sehingga harus disikapi secara tepat dan responsif.
"Walaupun tidak ada gunung berapi juga (di Jakarta), kalau berdasarkan pengalaman sejarah juga ada beberapa potensi terkait gempa. Ini juga perlu disikapi oleh kita untuk menentukan langkah-langkah yang harus kita laksanakan, khususnya pada fase pencegahan," tandasnya.