Ditopang Tingginya Harga Nikel, Vale Raup Laba Bersih Rp3,09 Triliun di Tahun 2022.
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - PT Vale Indonesia Tbk dan entitas anaknya mengumumkan pencapaian kinerja keuangan untuk tahun 2022.

Vale mencatat laba bersih senilai 200,4 juta dolar AS atau setara Rp3,09 triliu.

Laba tersebut tercatat mengalami kenaikan sebesar 20,87 persen dari 165,79 juta atau setara Rp2,51 triliun di tahun sebelumnya.

Vale juga berhasil membukukan EBITDA sebesar 477 juta dolar AS pada tahun 2022 didorong oleh harga realisasi nikel yang lebih tinggi.

Harga realisasi rata-rata pada tahun 2022 adalah 35 persen lebih tinggi dibandingkan harga tahun lalu.

“Harga yang lebih tinggi ini tentunya membawa dampak positif bagi kinerja keuangan kami,” ujar CEO dan Presiden Direktur Vale Febriany Eddy dalam keterangan kepada media, Jumat, 17 Februari.

Dengan kenaikan harga komoditas yang signifikan pada tahun 2022, perseroan masih mampu mempertahankan biaya tunai di kisaran 11.000 dolar AS per ton.

Grup mencatat penjualan sebesar 1.179,4 juta dolar AS pada tahun 2022, 24 persen lebih tinggi dari penjualan yang tercatat pada tahun 2021 senilai USD 953,2 juta disebabkan oleh harga realisasi rata-rata yang lebih tinggi.

Harga realisasi rata-rata pengiriman nikel dalam matte adalah USD 19.348 per ton, lebih tinggi dari level tahun 2021 sebesar 14.309 dolar AS per ton.

Beban pokok pendapatan Grup pada tahun 2022 sebesar 865,9 juta dolar AS, meningkat 23 persen dari 704,3 juta dolar AS pada tahun 2021.

Penyebab utama kenaikan beban pokok pendapatan adalah harga bahan bakar dan batu bara yang lebih tinggi.

Produksi PT Vale pada tahun 2022 sebesar 60.090 metrik ton nikel dalam matte, 8 persen lebih rendah dari produksi tahun 2021 terutama disebabkan oleh adanya pelaksanaan proyek Pembangunan Kembali Tanur 4.

"Berhubung proyek telah selesai, Vale Indonesia optimis dapat mencapai volume produksi yang lebih tinggi pada tahun 2023 sementara di saat yang bersamaan berupaya meningkatkan produktivitas dan efisiensi biaya operasi," lanjut Febriany.

Adapun konsumsi HSFO pada tahun 2022 meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2021, mengimbangi konsumsi batu bara yang lebih rendah.

Vale Indonesia telah memutuskan untuk menggunakan HSFO sebagai sumber energi dioperasi sejak September 2022, menyikapi kenaikan harga batu bara yang cukup tajam.

Sementara itu, konsumsi diesel pada tahun 2022 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2021.

Dibandingkan dengan tahun 2021, harga rata-rata HSFO, diesel maupun batu bara pada tahun 2022 meningkat signifikan masing-masing sebesar 44 persen, 74 persen dan 136 persen.

Kas dan setara kas Grup pada 31 Desember 2022 dan 31 Desember 2021 masing-masing senilai 634,0 juta dolar AS dan 508,3 juta dolar AS karena Grup menerima pendapatan yang lebih tinggi pada tahun 2022.

"Perseroan akan senantiasa berhati-hati mengontrol pengeluaran untuk menjaga ketersediaan kas," imbuhnya.

PT Vale mengeluarkan sekitar 218,8 juta dolar AS untuk belanja modal pada tahun 2022, mengalami peningkatan dari yang dikeluarkan pada tahun 2021 senilai 80,7 juta dolar AS terutama disebabkan pengeluaran yang lebih tinggi untuk kelangsungan dan modal pertumbuhan pada tahun 2022.

Pengeluaran utama adalah untuk proyek Pembangunan Kembali Tanur 4.