Penjualan Emas Meningkat, Antam Catatkan Laba Bersih Rp1,8 Triliun di 2021
Ilustrasi (dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam, anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, mencatatkan kinerja positif sepanjang 2021. Antam berhasil mencatatkan laba bersih yang didistribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp1,86 triliun pada tahun lalu.

Perolehan laba bersih Antam tercatat mengalami kenaikan sebesar 61,98 persen dari periode yang sama pada 2020 yang sebesar Rp1,14 triliun. Kenaikan laba besih tersebut juga turut meningkatkan nilai laba bersih per saham, dari sebelumnya Rp47,83 per saham, menjadi Rp77,47 per saham.

Berdasarkan publikasi laporan keuangan Antam, Rabu, 16 Maret, kenaikan laba besih tersebut ditopang oleh penjualan Antam yang meningkat 40,45 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp27,37 triliun pada akhir 2020, menjadi Rp38,44 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Kenaikan penjualan Antam ditopang oleh pertumbuhan penjualan produk bijih nikel, alumina, feronikel dan emas. Sementara, penjualan produk bijih bauksit, perak, batu bara dan logam mulia lainnya tercatat mengalami penurunan pada 2021.

Lebih rinci, pendapatan paling besar Antam masih dikontribusi oleh penjualan emas senilai Rp25,94 triliun, naik 34,01 persen dari akhir Desember 2020 lalu yang senilai Rp19,35 triliun.

Kemudian, penjualan feronikel naik 36,46 persen yoy menjadi Rp6,35 triliun. Lalu, penjualan bijih nikel tercatat tumbuh 134,57 persen menjadi 4,38 triliun pada akhir Desember 2021. Sementara, penjualan alumina naik 59,71 persen menjari Rp931,81 miliar.

Selanjutnya, pendapatan juga didapat dari penjualan bijih bauksit Rp502,80 miliar, perak Rp115,55 miliar, batu bara Rp11,75 miliar, yang tercatat mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar Rp32,71 miliar.

Seiring dengan kenaikan pendapatan bersih, beban pokok penjualan Antam juga membengkak 40,14 persen secara tahunan, dari sebelumnya Rp22,89 triliun menjadi Rp32,08 triliun. Sehingga perseroan membukukan laba kotor sebesar Rp6,35 triliun pada tahun 2021, naik sebesar 42,10 persen dari akhir tahun 2020 senilai Rp4,47 triliun.

Total aset perusahaan sampai dengan 31 Desember 2021 tercatat senilai Rp32,91 triliun atau meningkat 3,74 persen secara tahunan. Aset tersebut terdiri dari liabilitas senilai Rp12,07 triliun pada akhir Desember 2021 turun 4,81 persen dari posisi akhir Desember 2020 senilai Rp12,69 triliun.

Sementara ekuitas perseroan tercatat mengalami peningkatan 9,44 persen, dari sebelumnya Rp31,72 triliun menjadi Rp32,91 triliun.