Bagikan:

JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) memutuskan biaya penerbangan haji 2023 sebesar Rp32,7 juta per jemaah. Angka tersebut mengalami penurunan Rp1,2 juta dari besaran yang awalnya diajukan yakni Rp33,4 juta.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengatakan bahwa Garuda Indonesia berkomitmen untuk memastikan kebutuhan layanan penerbangan bagi ibadah Haji dapat terselenggara secara optimal dan end to end.

Kata Irfan, hal tersebut juga termasuk dalam menentukan skema tarif penerbangan yang tentunya diselaraskan dengan komposisi biaya seluruh komponen operasional penerbangan haji.

“Melalui berbagai langkah optimalisasi tersebut saat ini biaya penerbangan haji yang diajukan Garuda Indonesia menjadi sebesar Rp32.743.992 turun sebesar Rp1,2 juta dari diskusi awal biaya penerbangan haji bersama Kementerian Agama RI,” kata Irfan, dalam keterangan resmi ditulis Kamis, 16 Februari.

Irfan menjelaskan bahwa tarif penerbangan haji didominasi oleh dua komponen utama yaitu biaya avtur maupun biaya aircraft lease. Lebih lanjut komponen biaya penerbangan juga mencangkup penyediaan tas dan koper jamaah haji.

Termasuk juga penyediaan dan pengangkutan air zam zam, pengumpulan dan pengangkutan bagasi pada saat kepulangan jemaah haji di Arab Saudi serta transportasi darat jemaah dari asrama haji ke bandara dan sebaliknya.

“Upaya penyesuaian biaya penerbangan haji ini kami lakukan dengan mengoptimalkan seluruh komponen biaya yang ada namun dengan tetap menjaga standard kualitas pelayanan Garuda Indonesia pada seluruh lini operasional. Ini menjadi fokus utama kami menghadirkan layanan penerbangan terbaik bagi para calon jamaah haji,” ucapnya.

Selain itu, lanjut Irfan, Garuda juga turut mempertimbangkan demografis calon jamaah haji di tahun ini, dimana sebanyak 30 persen masyarakat yang melaksanakan ibadah haji di tahun ini berusia di atas 65 tahun.

“Ini menjadi komitmen kami untuk senantiasa mengedepankan mandat sebagai national flag carrier dalam melayani penerbangan haji,” katanya.