Sri Mulyani: APBN Dukung Keberhasilan Pertumbuhan Ekonomi 2022 di 5,3 Persen
Ilustrasi (Foto: Dok. Kemenkeu)

Bagikan:

JAKARTA – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) merespons capaian pertumbuhan ekonomi 5,31 persen pada 2022 sebagai hasil yang menggembirakan di tengah perlambatan ekonomi global.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam keterangan resmi menyatakan hasil yang diperoleh tahun lalu jauh di atas 2021 yang kala itu hanya sebesar 3,7 persen.

“Alhamdulillah, meski sejak tahun 2022 pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksikan melambat tetapi ekonomi Indonesia mencatatkan tren pertumbuhan yang sangat baik,” ujarnya pada Selasa, 7 Februari.

Menurut Menkeu, efektivitas kebijakan penanganan pandemi berandil besar dalam menjaga keberlanjutan pemulihan ekonomi. Disebutkan bahwa akselerasi program vaksinasi dan pendekatan yang tepat dalam penerapan pembatasan sosial secara efektif mengendalikan angka penularan Covid-19.

Selain itu, berbagai program Program Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) telah memberikan dorongan besar bagi akselerasi ekonomi di dalam negeri.

“Ini yang menjaga aktivitas ekonomi untuk dapat pulih lebih cepat,” tuturnya.

Bendahara negara menjelaskan, peran APBN sebagai shock absorber menjadi demikian krusial. Hal itu dapat tercermin kemampuan instrumen fiskal untuk menahan gejolak harga akibat disrupsi rantai pasok dan faktor geopolitik.

“Transmisi global berdampak pada inflasi tinggi ke domestik yang kemudian dapat ditekan dengan mengoptimalkan fungsi APBN sebagai shock absorber. Pemerintah mengeluarkan banyak skema perlindungan sosial, seperti BLT, subsidi upah yang juga bertujuan untuk menjaga daya beli. Hasilnya, inflasi domestik terkendali pada level yang moderat sehingga pemulihan ekonomi tetap berlanjut,” tegasnya.

Sebagai informasi, pada tahun ini pemerintah tetap memasang target pertumbuhan yang cenderung agresif dengan 4,5 persen hingga 5,3 persen meski dinamika 2023 diyakini bakal semakin besar.

”APBN 2023 telah dipersiapkan agar senantiasa optimistis namun waspada kepada potensi perekonomian ke depan,” tutup Menkeu Sri Mulyani.