JAKARTA - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mengatakan dirinya akan melakukan tur ke negara-negara yang foreign direct investment (FDI) atau investasi langsung di Indonesia tinggi. Seperti China hingga Hong Kong.
Bahlil mengatakan, langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah meyakinkan negara-negara tersebut untuk tetap berinvestasi di Indonesia.
Mengingat bahwa tahun 2023 merupakan tahun politik.
“Saya mulai bulan Maret tur ke Korea, China, Hong Kong. Jadi ini penting sekali dalam rangka memberikan keyakinan kepada investor,” ujarnya dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR, Senin, 6 Februari.
Bahlil mengaku, mendapat banyak pertanyaan dari negera-negara yang berinvestasi di Indonesia terkait arah kebijakan di Tanah Air.
“Mereka tanya kita ini (masuk) tahun politik, ‘apakah arah kebijakan negara Indonesia masih sama?’ Itu selalu jadi pertanyaan pimpinan. ‘Apakah masih sama atau tidak, atau ganti pimpinan ganti lagi kebijakan’. Nah ini kita bicara konsistensi dalam rangka memberi keyakinan,” tuturnya.
Bahlil juga mengajak Komisi Vi DPR RI ikut serta dalam tur tersebut.
Menurut dia, keyakinan investor bahwa Indonesia aman untuk berinvestasi sangat penting. Mengingat bahwa tahun ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) memasang target investasi sebesar Rp1.400 triliun.
“Target investasi kita ke depan itu Rp1.400 triliun menurut saya ini sebuah tantangan baru, yang saya tidak bisa melaksanakan sendiri. Jujur ini. Jadi saya memohon pimpinan dan seluruh anggota DPR untuk kita sama-sama menjalankan ini,” katanya.
“Dan ini (kita) harus meyakinkan kepada publik di luar negeri, sekalipun kita mau masuk tahun politik kita tetap masih aman,” sambungnya.
Sekadar informasi, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, realisasi investasi sepanjang tahun 2022 sebesar Rp1.207,2 triliun.
Bahkan, naik 34 persen dari tahun sebelumnya.
Rinciannya, Penanaman Modal Asing (PMA) tercatat sebanyak Rp654,4 triliun atau 54,2 persen.
Sementara realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp552,8 triliun atau 45,8 persen.
Adapun secara tahunan atau year on year (yoy) PMA tercatat tumbuh 44,2 persen. Sementara PMDN tumbuh 23,6 persen.
Sedangkan realisasi investasi di Jawa sebesar Rp570,9 triliun, dan luar Jawa sebesar Rp636,3 triliun.
Ada lima lokasi penyumbang investasi PMA dan PMDN terbesar sepanjang 2022.
BACA JUGA:
Lima lokasi tersebut yaitu Jawa Barat sebesar Rp174,6 triliun, DKI Jakarta Rp143,0 triliun, Sulawesi Tengah Rp111,2 triliun, Jawa Timur Rp110,3 triliun, dan Riau sebesar Rp82,5 triliun.
Sedangkan lima negara terbesar yang melakukan investasi di Indonesia di antaranya, Singapura sebesar 13,3 miliar dolar AS.
Lalu, China 8,2 miliar dolar AS, Hongkong 5,5 miliar dolar AS, Jepang 3,6 miliar dolar AS dan Malaysia 3,3 miliar dolar AS.