JAKARTA - Saham PT Falmaco Nonwoven Industries Tbk (FLMC) terancam dihapus pencatatannya (delisting) oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI).
Mengutip keterbukaan informasi, Kamis, 2 Februari, saham produsen tisu basah ini telah disuspensi selama 6 bulan. Sementara itu, masa suspensi akan mencapai 24 bulan pada tanggal 1 Agustus 2024.
Hal ini sesuai Peraturan Bursa Nomor I-I tentang penghapusan pencatatan (Delisting) dan Pencatatan Kembali (Relisting) saham di bursa. Maka, bursa dapat menghapus saham perusahaan tercatat apabila:
- Mengalami kondisi atau peristiwa yang secara signifikan berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha perusahaan tercatat, baik secara finansial atau secara hukum, atau terhadap kelangsungan status perusahaan tercatat sebagai perusahaan terbuka dan perusahaan tercatat tidak dapat menunjukkan indikasi pemulihan yang memadai.
- Saham perusahaan Tercatat yang akibat suspensi di pasar reguler dan pasar tunai, hanya diperdagangkan di pasar negosiasi sekurang-kurangnya selama 24 bulan terakhir.
Bila melihat pergerakan terakhir sahamnya, saham FLMC berhenti pada 28 Juli 2022 di posisi Rp79 per lembar.
BACA JUGA:
Bila melihat perjalanan IPO-nya, Perseroan melakukan IPO pada 8 Juli 2021 sebanyak Rp156,2 juta lembar saham dengan harga penawaran Rp200 per saham. Bahkan, sempat di posisi Rp510 di akhir 2021.
Namun, harga sahamnya terus menurun signifikan sejak awal 2022 dan terakhir menyentuh di bawah level Rp100-an.
PT. Falmaco Nonwoven Industri didirikan pada tahun 1996. Perseroan bergerak dalam bidang industri yang berhubungan dengan produk non-woven, tisu basah, dan berbagai perlengkapan kebersihan lainnya.
Adapun susunan pemegang saham per 31 Desember 2022 dengan total jumlah saham 781,25 juta senilai Rp62,5 miliar adalah:
1. Theresia Indra Wirawan dengan porsi 39,49 persen
2. Falmaco Pte. Ltd dengan porsi 25,23 persen
3. Rosalina Indra Wirawati dengan porsi 5,1 persen
4. Irvan Hanafi dengan porsi 5,1 persen
5. Daniel Muljadi Hanafi dengan porsi 5,1 persen
6. PT Delta Wibawa Bersama dengan porsi 11,56 persen
7. Masyarakat dengan porsi 8,44 persen.
Bursa meminta kepada publik untuk memperhatikan dan mencermati segala bentuk informasi yang disampaikan oleh Perseroan.