Bagikan:

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa inflasi umum atau berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Januari 2023 adalah sebesar 5,28 persen year on year (yoy). Torehan itu lebih rendah jika dibandingkan dengan Desember 2022 yang sebesar 5,51 persen.

“Inflasi Januari 2023 relatif lebih rendah dibandingkan Januari tahun sebelumnya,” ujar dia ketika menggelar konferensi pers pada Rabu, 1 Februari.

Margo menjelaskan, komoditas penyumbang inflasi tertinggi secara tahunan adalah bensin, bahan bakar rumah tangga, beras, tarif angkutan udara, rokok kretek, kontrak rumah, dan cabe merah.

“Inflasi Januari 2023 mengalami pelemahan dari Desember 2022,” imbuhnya.

Menurut Margo, dari 90 kota yang disurvei BPS terdapat 26 kota yang inflasinya di bawah nasional dan 64 kota lebih tinggi dari nasional.

“Inflasi tertinggi ada di Kotabaru dengan 7,78 persen dengan kontributor utama adalah tarif angkutan udara. Sementera inflasi yang terendah ada di Kota Sorong sebesar 3,23 persen,” tuturnya.

Sementara itu, untuk inflasi secara bulanan atau month to month tercatat sebesar 0,34 persen dengan komoditas penyumbang adalah beras, cabai merah, ikan segar, dan cabe rawit.

Sebagai informasi, pemerintah menargetkan inflasi IHK bisa turun ke level normal 3 persen plus minus 1 persen pada semester II 2023 mendatang. Adapun, inflasi inti diharapkan bisa lebih cepat turun di semester I 2023.

“Melihat inflasi kita di bulan Januari, kita patut optimistis namun juga waspada di tengah ketidakpastian,” tutup Margo.