Presdir BCA Jahja Setiaatmadja Ingatkan Nasabah Jangan Lalai: KTP, Kartu ATM, Buku Tabungan, PIN Merupakan Nyawa, Penting untuk Dijaga
Tangkap layar Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja. (Theresia Agatha/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Kasus mengenai pembobolan rekening dari nasabah BCA di Surabaya masih terus diproses hingga saat ini. Merespons hal tersebut, Presiden Direktur PT Bank Central Asia (BCA) Tbk Jahja Setiaatmadja mengimbau seluruh nasabah untuk lebih menjaga data informasi rahasia perbankan.

"Saya memberikan nasihat tips umum kepada seluruh nasabah BCA, namanya KTP, kartu ATM, buku tabungan, serta nomor PIN merupakan nyawa. Anda simpan baik-baik, karena dengan kartu ATM dan PIN saja anda bisa tarik tunai sebesar Rp10 juta dan bisa transfer ke bank lain hingga Rp50 juta, tanpa KTP dan memperlihatkan wajah, maka bisa tarik tunai," ujar Jahja dalam konferensi pers Paparan Kinerja BCA Tahun 2022 secara daring, pada Kamis, 26 Januari.

Menurutnya, data-data perbankan seperti itu sangat penting untuk dijaga. Sebab, jika nasabah lalai, data tersebut bisa digunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, sehingga saldo atau uang yang berada di rekening dapat terkuras begitu saja.

"Saya sampaikan betapa pentingnya menyimpan ATM dan PIN, jangan sampai disalahgunakan, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.

Pada kesempatan sama, EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F.Haryn memastikan, bahwa pelaku utama dalam kasus pembobolan tersebut bukan seorang tukang becak melainkan penghuni yang tinggal bersama dengan nasabah BCA.

Kasus tersebut kini dalam proses di pengadilan. Perseroan yakin dan percaya sistem peradilan dan fungsi penegakan hukum dapat memberikan keadilan dalam menyelesaikan kasus ini. Selain itu, BCA juga memberikan bantuan hukum bagi staf yang terkait kasus tersebut.

"Sehingga, karena hal tersebut, kami tidak bisa masuk ke dalam materi pokok perkara karena saat ini masih dalam proses persidangan, kami menghormati proses persidangan yang berlangsung," pungkasnya.

Sekadar informasi, uang sebesar Rp320 juta milik Muin Zachry ludes dikuras seorang tukang becak bernama Setu, di Kota Surabaya, Jawa Timur. Uang itu diambil Setu dari rekening Bank Central Asia (BCA) milik Muin melalui teller bank.

Setu dimanfaatkan Thoha, karena tubuh dan wajahnya mirip Muin. Ia kemudian berhasil mengelabui petugas bank swasta dengan membawa uang ratusan juta tersebut.

Kini, Setu dan Thoha sedang diadili di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya.