Bagikan:

JAKARTA – Fenomena kenaikan suku bunga acuan bank sentral di sejumlah negara dunia sejak 2022 diyakini telah hampir mencapai batas puncak memasuki paruh pertama 2023.

Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri Panji Irawan mengungkapkan sejatinya peningkatan interest rate ditujukan untuk mengendalikan laju inflasi yang kini tengah bertengger di level atas.

“Kalau kita lihat suku bunga pada tahun 2022 dinaikan terus oleh The Fed (bank sentral AS), di tahun ini mungkin hanya sekali dua kali saja (kenaikannya),” ujar dia kepada wartawan saat menggelar konferensi pers pada Selasa, 24 Januari.

Sebagai informasi, ketetapan Fed Fund Rate menjadi acuan penting bagi bank sentral seluruh dunia agar tetap relevan dengan kebijakan issuance bond dan juga stabilitas nilai tukar.

Lebih lanjut, Panji juga juga melihat hal yang sama pada Bank Indonesia yang telah mengirim sinyal hanya sekali menaikan suku bunga acuan pada pertengahan Januari lalu.

“Ini mencerminkan karena adanya resesi, maka tidak lagi (kebijakan yang dipilih) ‘menghantam’ dengan jurus antiinflasi. Sebab, selama ini yang kita tahu jurus antiinflasi itu adalah dengan menaikan suku bunga,” tuturnya.

“Kalau sudah resesi seperti ini mungkin flat terus suku bunganya dan akan mulai turun pada kuartal keempat,” tegas dia.

VOI mencatat, pada pekan lalu otoritas moneter Bank Indonesia baru saja mengerek BI rate sebesar 25 basis points (bps) ke level 5,75 persen. Kala itu, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bahwa langkah tersebut merupakan aksi lanjutan untuk secara front loaded, pre-emptive, dan forward looking memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi ke depan.

“Keputusan kenaikan suku bunga yang lebih terukur,” kata dia.

Perry menargetkan laju inflasi inti tetap berada dalam kisaran 3 persen plus minus 1 persen pada semester I 2023. Sementara inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) kembali ke dalam sasaran 3 persen plus minus 1 persen pada semester II 2023.

Adapun, kenaikan suku bunga BI sendiri telah berlangsung secara berturut-turut sejak Agustus 2022 dengan total mencapai 225 bps.