Bagikan:

JAKARTA - Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) menyatakan bahwa telah menyelesaikan tinjauan yang memungkinkan pencairan langsung kepada Uganda sebesar SDR 180,5 juta atau 240 juta dolar AS.

Deputy Managing Director IMF Bo Li mengatakan jumlah tersebut menggenapi agregat saat ini menjadi sekitar 625 juta dolar AS.

“Persetujuan ini dimaksudkan pada penciptaan ruang fiskal untuk belanja sosial prioritas, menjaga kesinambungan utang, memperkuat tata kelola, dan meningkatkan kerangka kerja sektor moneter dan keuangan,” ujarnya dalam keterangan tertulis dikutip Rabu, 18 Januari.

Menurut Li, otoritas Uganda bertahan dalam reformasi mereka meskipun menghadapi banyak guncangan dari lingkungan eksternal yang tidak menguntungkan dan tantangan kesehatan masyarakat yang baru.

“Pihak berwenang tetap berkomitmen untuk melaksanakan reformasi,” tuturnya.

Li menambahkan, dukungan yang diberikan IMF juga bermanfaat untuk menjaga stabilitas ekonomi makro, memperbaiki komposisi anggaran, dan mengurangi kebutuhan pembiayaan pemerintah akan membantu mendorong pertumbuhan sektor swasta dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

“Implementasi reformasi struktural yang tegas dan tepat waktu, termasuk langkah-langkah antikorupsi dan tata kelola, tetap menjadi kunci keberhasilan program,” kata dia.

Untuk diketahui, dalam pemberitaan VOI sebelumnya disebutkan bahwa Presiden Joko Widodo telah mendapat informasi sudah ada 47 negara masuk menjadi pasien IMF. Bahkan, angka tersebut berpotensi naik seiring dengan ketidakpastian global yang masih tinggi pada 2023.

“Yang lain masih antri di depan pintunya IMF (untuk menjadi pasien),” ujar Presiden saat memberikan pengarahan kepada kepala daerah se-Indonesia di Bogor awal pekan ini.