Bagikan:

JAKARTA - Perternak mandiri yang tergabung di dalam Komunitas Peternak Unggas Nasional (KPUN) melakukan demonstrasi di depan Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag). Para peternak tersebut mengeluhkan harga ayam hidup di kandang yang anjlok sejak liburan Natal 2022.

Ketua KPUN Alvino Antonio mengatakan, peternak mandiri se-Indonesia telah mengalami kerugian Rp3,2 triliun selama 2022. Adapun nilai itu merupakan akumulasi dari kerugian peternak mandiri nasional.

Alvino menjelaskan kerugian itu diakibatkan karena harga pakan peternak yang naik tetapi harga jual di pedagang anjlok. Menurut Alvino, harga ayam hidup di kandang Rp15.000 per kilogram (kg) terutama di wilayah Jawa Tengah, yang merupakan pusat populasi ayam ras pedaging.

Sedangkan, sambung Alvino, biaya produksi peternak mencapai Rp20.500 per kg. Artinya, modal lebih besar dibanding dengan harga jual.

“Harga itu di bawah HPP Rp19.500 hingga Rp20.500 per kg,” ujarnya kepada wartawan di Kantor Kemendag, Jakarta, Selasa, 10 Januari.

Sementara itu, sambung Alvino, harga ayam karkas di level konsumen cenderung stabil yakni Rp33.000 hingga Rp35.000 per kg. Sedangkan, harga pakan cenderung naik dengan alasan harga jagung naik.

Tetapi menurutnya hari ini harga jagung turun di bawah Rp5.000 per kg. “Sejak awal tahun ini di minggu pertama harga DOC mengalami penurunan yakni Rp2.000 hingga Rp3.000 per ekor. Namun harga pakan masih tinggi yakni Rp8.300 hingga Rp8.800 per kg. Padahal tahun lalu harga pakan Rp7.500,” jelasnya.

Alvino mengatakan, aksi ini juga akan dilanjutkan di depan kantor Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada siang nanti. “Makanya kami nanti demo lanjut ke Bapanas,” jelasnya.

Pada kesempatan ini, peternak juga mengeluhkan perusahaan-perusahaan besar jangan menjual ayam ke pasar tradisional. Perusahaan besar itu di antaranya PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Japfa Comfeed Indonesia, PT Malindo Feedmill Tbk, PT Cheil Jedang Indonesia, PT New Hope Indonesia, PT Farmsco Feed, dan PT Gold Coin Indonesia.