Bagikan:

JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa inflasi Indonesia berdasarkan indeks harga konsumen (IHK) di akhir Desember 2022 adalah sebesar 5,51 persen year on year (yoy).

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan inflasi secara tahunan ini (yoy) juga merupakan inflasi tahun kalender sepanjang 2022 (Januari-Desember).

“Jadi inflasi year on year di Desember sama dengan year to date-nya (ytd),” ujar dia ketika menggelar konferensi pers pada Senin, 2 Januari.

Margo menjelaskan, penyumbang utama inflasi bulanan diantaranya adalah komoditas beras, tarif air minum PAM, dan telur ayam ras dengan andil masing-masing sebesar 0,07 persen, 0,07 persen, dan 0,06 persen.

“Penyumbang inflasi tahunan diantaranya adalah komoditas bensin sebesar 1,15 persen, bahan bakar rumah tangga sebesar 0,30 persen, dan angkutan udara sebesar 0,27 persen,” sambung dia.

Margo menambahkan, tingkat inflasi secara bulan ke bulan (month to month/mtm) adalah sebesar 0,66 persen.

“Dari 90 kota yang di pantau, inflasi tertinggi ada di Kota Bandung dengan besaran 2,04 persen. Sementara inflasi terendah ada di Kota Sorong yang sebesar 0,01 persen,” tuturnya.

Margo menegaskan bahwa tingginya angka inflasi di Desember cukup terpengaruh oleh faktor musiman, yaitu libur natal dan tahun baru.

“Di periode itu terdapat peningkatan permintaan dari masyarakat karena libur anak sekolah dan libur akhir tahun,” kata dia.

Sebagai informasi, pada awal tahun pemerintah menargetkan inflasi 2022 adalah sebesar 3 persen plus minus 1 persen. Namun angka itu melebar karena adanya disrupsi dari sisi suplai komoditas dunia akibat faktor geopolitik di Ukraina yang membuat inflasi melonjak tinggi.

Adapun, inflasi berdasarkan indeks harga konsumen di November 2022 adalah sebesar 5,42 persen yoy, atau lebih rendah dari Desember 2022.