IHSG Awal Pekan Bakal Tertekan? Ini Beberapa Saham yang Direkomendasikan
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan masih cenderung tertekan pada perdagangan hari ini, Senin 26 Desember. Namun, masih ada sejumlah saham yang masih layak untuk diperhatikan.

Pekan lalu, IHSG melemah ke level 6.800,67 dari 6.812,19 pada penutupan pekan sebelumnya. Sepanjang 2022, IHSG menguat 3,33 persen, kedua tertinggi di Asean setelah Bursa Singapura yang naik 4,11 persen.

IHSG sebetulnya pernah menjadi bursa terbaik di Asia, tetapi kembali turun ke bawah level 7.000. CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya menyampaikan awal pekan terakhir di bulan terakhir tahun 2022, IHSG memperlihatkan pergerakan yang cukup stabil.

Momentum koreksi wajar jika terjadi dapat dimanfaatkan investor untuk melakukan akumulasi pembelian untuk saham saham berfundamental kuat dan memiliki likuiditas yang tinggi.

"Mengingat kondisi perekonomian yang masih cukup stabil terlihat dari rilis data perekonomian yang terlansir," jelasnya dalam publikasi riset.

Hari ini IHSG berpotensi melemah dalam rentang 6.788 - 6.902. Rekomendasi saham pilihannya adalah WTON, BBCA, BINA, PWON, GGRM, HMSP, WIKA, BBNI, JSMR, TBIG, TLKM, EXCL.

Sementara tim analis Phintraco Sekuritas mengatakan, resistance IHSG akan berada pada level 6.880 dengan support di 6.720.

"Penyempitan slope Stochastic RSI di overbought area menjadikan IHSG rawan koreksi lanjutan di Senin ini. Terbentuknya pola doji star memperkuat kondisi tersebut," tulis Tim Riset Phintraco Sekuritas.

Menurut Phintraco Sekuritas, sinyal kuat window dressing belum terlihat jelang akhir tahun ini. Volume transaksi cenderung turun di akhir pekan ini justru mengindikasikan potensi konsolidasi di pekan terakhir Desember 2022.

Faktor lain yang diperkirakan mempengaruhi pergerakan IHSG adalah hari perdagangan yang lebih pendek di pekan depan karena ada libur Natal dan Boxing day di mayoritas negara Eropa dan AS pada Senin 26 Desember. Tanpa ada arahan Wall Street dan mayoritas indeks Eropa di awal pekan, berpotensi meningkatkan kecenderungan wait and see pelaku pasar di Indonesia.

"Meski demikian, potensi rebound IHSG ke kisaran 6.900-6.950 masih terbuka. Terlebih jika kecenderungan net buy Investor Asing berlanjut pada pekan depan," ujarnya.