JAKARTA - Koordinator Bidang Komunikasi Srikandi BUMN Nina Kurnia Dewi mengatakan isu kesetaraan gender sangat lekat kaitannya dengan kinerja perusahaan, tidak sekadar persoalan terkait keseimbangan peran laki-laki dan perempuan.
"Keberadaan perempuan itu tidak hanya gender issue. Keberadaan perempuan adalah business issue, karena banyak penelitian menunjukkan bahwa kehadiran perempuan di manajemen puncak dapat memperbaiki kinerja perusahaan masing-masing," katanya dalam acara Perayaan Hari Ibu dan Peluncuran Program Srikandi BUMN Berkarya dan Bertalenta di Jakarta, dikutip dari Antara, Jumat 23 Desember.
Nina yang juga Direktur Keuangan, MSDM, dan Manajemen Risiko Perum LKBN ANTARA menjelaskan perempuan memang memiliki tantangan yang lebih berat karena harus bisa menjaga keseimbangan antara peran mereka di keluarga dan pekerjaan.
"Melalui komunitas Srikandi BUMN ini, kita buktikan dengan baik perusahaan kita di masing-masing BUMN dan Kementerian BUMN sangat mendorong perempuan berkarya dan bertalenta. Perempuan bisa menunjukkan diri bahwa dia sejajar dengan laki-laki," katanya.
Menteri BUMN Erick Thohir menargetkan kepemimpinan perempuan di BUMN bisa mencapai 25 persen pada akhir 2023 mendatang. Saat ini kepemimpinan perempuan di BUMN, khusus di level direksi, baru mencapai 15 persen.
Erick menilai salah satu tantangan besar untuk mencapai target tersebut yakni minimnya talent pool di BUMN. Ia berharap program Srikandi BUMN Berkarya dan Bertalenta akan menjadi langkah percepatan untuk mencapai target tersebut.
BACA JUGA:
Erick juga menilai talent pool yang lebih akan memudahkan BUMN mencari talenta baru di BUMN tanpa perlu repot mencari dari luar kalangan BUMN.
"Sehingga kalau mencari future leader untuk direksi BUMN, kita punya talent pool yang cukup, tidak mencari-cari tetapi sudah punya sistem karena kita prioritaskan," kata Erick Thohir.