JAKARTA – Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo mengatakan bahwa pihaknya menduga ada ketidaksamaan persepsi atas dana bagi hasil (DBH) pusat ke daerah yang belakangan dipersoalkan oleh Bupati Kepulauan Meranti Muhammad Adil.
Menurut dia, pemimpin daerah itu kemungkinan menggunakan data produksi minyak secara keseluruhan. Padahal dari hasil produksi itu belum tentu semua bisa dijadikan minyak bahwa bakar setelah melalui proses pengolahan.
“Produksi ini jumlahnya lebih besar, tapi tidak semuanya hidrokarbon (yang bisa dimanfaatkan). Seperti ada pasir dan komponen lain dari minyak bumi yang dikandung. Jadi ada material yang tidak terpakai,” ujarnya ketika menggelar jumpa pers dengan wartawan di Jakarta pada Jumat, 16 Desember.
Menurut Yustinus, ketidakselarasan ini juga bisa dipicu oleh standar harga minyak dunia maupun harga patokan minyak mentah Indonesia (Indonesian crude oil price/ ICP).
“Kita juga punya formula penghitungan ICP yang diambil dari rata-rata 93 jenis minyak mentah di Indonesia,” tuturnya.
BACA JUGA:
Yustinus menambahkan, polemik yang terjadi atas DBH yang diperkarakan oleh Bupati Meranti semata-mata hanya disebabkan oleh perbedaan ‘jarak pandang’.
“Kita lebih baik berhusnudzon saja, berprasangka baik. Ini semata-mata hanya perbedaan cara melihat. Ada yang melihat sangat dekat, seperti Pek Heru (Koordinator PNBP Migas Kementerian ESDM), ada juga yang melihatnya agak jauh atau remang-remang,” tegas dia.
Seperti yang telah diberitakan redaksi sebelumnya, Bupati Meranti Muhammad Adil sempat menyebut jajaran Kementerian Keuangan sebagai iblis dan setan dalam sebuah potongan video yang viral di media sosial.
Pernyataan yang cukup kontroversi itu tersebut dilontarkan Adil sebagai bentuk kekecewaan terhadap instansi perbendaharaan negara atas DBH migas yang dianggap tidak sesuai.
“Ini orang (Kementerian) Keuangan isinya iblis apa setan? Hari ini Pak (Dirjen Perimbangan Keuangan Kemenkeu Luky Alfirman) saya kejar Bapak sampai kemari. Saya mau tahu kejelasannya (soal DBH),” kata adil.