Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat jumlah kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) hingga November 2022 telah mencapai 33.810 unit kendaraan. Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, jumlah ini masih didominasi oleh sepeda motor.

"Sedangkan infrastruktur pendukungnya berupa charging station saat ini berjumlah 439 unit dan penukaran baterai atau battery swap ada 961 unit," ujar Rida saat menjadi pembicara dalam Bisnis Indonesia Business Challenge 2023, Kamis 15 Desember.

Terkait konversi kendaraan motor ke listrik, lanjut Rida, Kementerian ESDM telah melakukan uji coba konversi motor BBM menjadi motor listrik hingga mendapatkan sertifikasi dari kementerian perhubungan sejumlah 127 unit.

"Sebanyak 22 di antaranya telah mendapatkan dokumen berupa STNK dari Korlantas Polri,:" imbuh Rida.

Rida menambahkan, manfaat yang diperoleh dari konversi kendaraan ini adalah penghematan pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar Rp2,68 juta per bulannya. Sedangkan bagi negara sendiri dengan dilakukan konversi motor BBM ke motor listrik, bisa hemat BBM sampai 355 liter per tahun per kendaraan yang dikonversi," rincinya.

Sedangkan untuk penghematan subsidi diperkirakan sebesar Rp532.500 per tahun.

"Karena tidak lagi menggunakan BBM ini juga ada perkiraan pengurangan emisi CO2 sekitar 0.67 ton per tahun dan karena dikonversi ke listrik maka ada peningkatan konversi sebesar 426 kwh per tahun," tambah Rida.

Lebih jauh ia menjelaskan, program ii merupakan salah satu cra pemerintah dalam menekan impor BBM.

Tak hanya dengan menggenjot penggunaan kendaraan listrik, Lanjut Rida, pemerintah juga telah dan akan melaksanakan strategi di sisi supply dan demand antara lain melaksanakan konversi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) baik dengan gas maupun Energi Baru Terbarukan (EBT).

"Dengan EBT kita sudah menginventarisasi sejumlah 5200 PLTD yang tersebar di 2130 lokasi di seluruh nusantara. Kita juga terus melaksanakan program biodiesel B30 sejak 2020 yang lalu. Sampai saat ini realisasinya sudah 9.5-9.6 juta KL," tutupnya.

Adapun sampai akhir tahun 2023, Kementerian ESDM berencana meningkatkan penggunaan B30 menjadi B35 dengan target alokasi sebesar 13,2 juta KL.