PT SIER Kembangkan SPKLU untuk Penuhi Kebutuhan Daya Mobil Listrik di Tanah Air
Direktur Pemasaran dan Pengembangan PT SIER Silvester Budi Agung dengan Wakil Direktur PT Optima Integra Tehnika Amir Bachrun menandatangani nota kesepahaman kerja sama. (foto: dok. antara)

Bagikan:

JAKARTA – Perkembangan penggunaan mobil listrik di Indonesia mulai disikapi oleh berbagai pihak. Salah satunya PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER). Perusahaan yang berbasis di Rungkut Surabaya ini sepakat mengembangkan dan membangun (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) sebagai bentuk dukungan terhadap kendaraan berbasis listrik.

"SPKLU adalah salah satu infrastruktur yang diperlukan dalam lanskap energi ini," ujar Direktur Operasi PT SIER, Didik Prasetiyono, dihubungi oleh Antara dari Surabaya, Jumat pagi, 3 Juni.

Kesepakatan tertuang dalam penandatanganan nota kesepahaman kerja sama yang dilakukan Direktur Pemasaran dan Pengembangan PT SIER, Silvester Budi Agung, dengan Wakil Direktur PT Optima Integra Tehnika, Amir Bachrun, di sela Rapat Koordinasi Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia Tahun 2022, Kamis, 2 Juni di Surabaya.

Menurut Didik Prasetiyono, perubahan teknologi menuju kendaraan berbasis baterai tidak bisa dihindari, terlebih pemerintah telah mengeluarkan regulasi terkait infrastruktur pengisian listrik untuk Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) yang memberikan kemudahan pada investasi SPKLU.

"Peningkatan adopsi penggunaan kendaraan listrik di Jatim juga menjadi salah satu pertimbangan PT SIER dalam menyediakan fasilitas SPKLU,” ucap Didonk, sapaan akrabnya.

“Hampir semua negara di Eropa dan Amerika sudah shifting ke kendaraan tenaga baterai. Ke depan kendaraan listrik bisa ekonomis kalau infrastrukturnya mendukung," kata dia menambahkan.

Selain itu, dalam pengembangan sebagai kawasan hijau, modern dan terintegrasi, baik SIER maupun PIER (Pasuruan Industrial Estate Rembang) sedang fokus mengembangkan infrastruktur eco industrial park.

Ia menjelaskan, terdapat beberapa komitmen energi terbarukan yang telah dilakukan seperti pengolahan air limbah terintegrasi, recycle air effluent menjadi air industri, pengembangan solar panel atap dan pembangunan SPKLU.

Untuk pembangunan solar panel, kata Didonk, SIER Energy berupaya menyediakan dan menggunakan energi baru terbarukan (EBT) seiring dengan komitmen negara yang tertuang dalam kesepakatan G-20 tentang Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030.

"Yang mana porsi pembangkit EBT diproyeksikan bakal mencapai 51,6 persen atau lebih tinggi dibanding pembangkit fosil," kata Alumnus Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Airlangga (FEB Unair) tersebut.

Saat ini, menurutnya, SIER Energy mengimplementasikan awal solar panel atap di tiga lokasi, yaitu di SIER, IPAL SIER, dan IPAL PIER dengan kapasitas mencapai 430 kWp.

“Kami mengajak para tenant bergabung dalam implementasi EBT solar panel ini. kalau bersama-sama pengelolaan dan biayanya akan semakin ekonomis," tuturnya.

Di sisi lain, Direktur Utama PT SIER Fattah Hidayat berharap Rakor HKI 2022 mampu menghasilkan rumusan penataan kawasan industri lebih baik ke depannya.

"Ketum HKI Pak Sanny sudah keliling ke SIER. Beliau bangga melihat SIER yang mengembangkan kawasan industri dengan energi hijau yang salah satunya adalah solar panel atap dalam rangka efisiensi energi terbarukan,” ucapnya.