Bagikan:

SURABAYA - PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) menjadi tuan rumah Rapat Koordinasi Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia.

Acara yang dihadiri 75 perusahaan industri di Indonesia itu, juga dilakukan penandatanganan MoU pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).

Sebelum MoU itu, Ketua Umum HKI Indonesia, Sanny Iskandar, mengatakan perkembangan industri saat ini cendrung berkiblat pada dua hal, yakni smart dan green. Smart berkaitan dengan transformasi digital, penggunaan teknologi informasi dan green berhubungan dengan penggunaan energi hijau.

"Saya berharap rapat koordinasi kali ini akan membahas permasalahan-permasalahan yang ada. Kemudian nanti dirumuskan mana yang jadi prioritas dan jadi skala kerja hingga nantinya diperjuangkan menjadi regulasi dan kebijakan. Untuk itu, kami minta ada masukan-masukan dari seluruh pengelola kawasan industri di Indonesia," kata Sanny, Kamis, 2 Juni.

Sementara itu, Direktur Utama PT SIER, Fattah Hidayat, dalam sambutannya mengucapkan selamat dan berharap acara ini berlangsung dengan baik dan menghasilkan rumusan penataan kawasan industri yang lebih baik kedepan.

"Ketum HKI Pak Sanny tadi sudah keliling ke SIER. Beliau menyampaikan bangga melihat SIER yang mengembangkan kawasan industri dengan energi hijau, yang salah satunya adalah solar panel atap dalam rangka efisiensi energi terbarukan. Saya atas nama SIER mengucapkan selamat datang dan selamat melaksanakan rapat koordinasi," katanya.

Sementara itu, di sela pembukaan Rapat Koordinasi HKI ini, juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman kerjasama atau MoU (memorandum of understanding) pengembangan SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum), antara PT SIER dengan PT Optima Integra Tehnika yang dilakukan oleh Direktur Pemasaran dan Pengembangan PT SIER, Silvester Budi Agung dan Wakil Direktur PT Optima Integra Tehnika, Amir Bachrun.

Menurut Direktur Operasi PT SIER, Didik Prasetiyono, perubahan teknologi menuju kendaraan berbasis baterai tidak bisa dihindari, SPKLU adalah salah satu infrastruktur yang diperlukan dalam lanskap energi ini.

Apalagi pemerintah telah mengeluarkan regulasi terkait infrastruktur pengisian listrik untuk Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB), yang memberikan kemudahan pada investasi SPKLU.

"Peningkatan adopsi penggunaan kendaraan listrik di Jawa Timur juga menjadi salah satu pertimbangan PT SIER dalam menyediakan fasilitas SPKLU di SIER ini. Hampir semua negara di Eropa dan Amerika sudah sudah shifting ke kendaraan tenaga baterai, kedepan kendaraan listrik bisa ekonomis kalau infrastrukturnya mendukung," ujar Didik, dalam presentasinya tentang SIER dihadapan peserta Rapat Kerja HKI.

Alumnus Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Airlangga (FEB Unair) ini mengatakan, dalam pengembangan SIER sebagai kawasan yang hijau, modern dan terintegrasi, baik SIER maupun PIER (Pasuruan Industrial Estate Rembang) sedang getol mengembangkan infrastruktur eco industrial park.

"Ada beberapa komitmen energi terbarukan yang telah kami lakukan seperti pengolahan air limbah yang terintegrasi, recycle air effluent menjadi air industri, pengembangan solar panel atap dan pembangunan SPKLU yang baru saja dilakukan penandatanganan kerjasama," katanya.

Untuk pembangunan solar panel, lanjut Didik, SIER melalui SIER Energy berupaya untuk menyediakan dan menggunakan energi baru terbarukan (EBT). Hal ini seiring dengan komitmen negara yang tertuang dalam kesepakatan G-20 tentang Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030.

Di mana porsi pembangkit EBT diproyeksikan bakal mencapai 51,6 persen atau lebih tinggi dibanding pembangkit fosil.

"Saat ini melalui SIER Energy, PT SIER mengimplementasikan awal solar panel atap ditiga lokasi. Yakni di SIER, IPAL SIER, dan IPAL PIER dengan kapasitas mencapai 430 kWp. Kami mengajak para tenant untuk bergabung dalam implementasi EBT solar panel ini. kalau bersama-sama pengelolaan dan biayanya akan semakin ekonomis," ujarnya.