Bagikan:

JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menyebutkan pentingnya peranan riset dalam menjawab berbagai isu mengenai perkembangan baterai di Indonesia bahkan di dunia.

Ia menyebutkan terdapat tiga hal penting dalam mengakselerasi ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KLBB) di Indonesia.

Pertama, persoalan baterai kendaraan listrik seperti soal kapasitas dan daya tahan, durasi pengisian daya, harga hingga keamanannya yang saat ini masih ramai diperbincangkan publik.

“Isu soal baterai ini sudah diketahui ramai seperti bagaimana chargingnya harus cepat dengan jarak tempuh yang jauh serta harga murah, jadi perlu ada riset yang bisa diaplikasikan terutama dengan sumber daya kita miliki,” ujar Moeldoko dalam acara International Battery Summit 2024, di Jakarta, Senin 29 Juli

Moeldoko menegaskan Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama global dalam industri kendaraan listrik baterai (BEV) dengan sumber daya nikel sebagai bahan bakunya.

Ia menambahkan, pemerintah secara serius membangun ekosistem baterai kendaraan listrik dengan membentuk holding company, Indonesia Battery Corporation (IBC).

Empat perusahaan terintegrasi dan pemegang saham IBC, yakni PT Mining Industry Indonesia (MIND ID), PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), dan PT Aneka Tambang Tbk.

“Electronic Vehicle (EV) ini salah satu yg memberi kontribusi besar pada perekonomian Indonesia, untuk itu bisa dibayangkan marketnya akan besar,” imbuh Moeldoko.

Moeldoko turut menyebutkan percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai telah tertuang dalam Perpres 79 Tahun 2023 yang mengatur tentang percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai untuk transportasi jalan raya.

Percepatan tersebut, sambungnya dilakukan untuk perbaikan ekosistem KLBB antara lain penyesuaian penggunaan tingkat komponen dalam negeri dan penguatan dukungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Selain itu, Panglima TNI 2013-2015 ini juga mengatakan pemerintah terus mensosialisasikan berbagai insentif yang telah diberikan bagi pengguna maupun produsen kendaraan listrik yang berinvestasi ke Indonesia.

Tidak terkecuali insentif yang diberikan atas dasar riset dan pengembangan baterai kendaraan listrik. “Harapannya industri otomotif kendaraan listrik di Indonesia bisa berkembang dan bersaing secara internasional,” sebutnya.