Bagikan:

JAKARTA - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), memperpanjang keuntungan untuk sesi keempat berturut-turut karena data inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan mendorong beberapa permintaan safe haven terhadap logam kuning.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, menguat 9,20 dolar AS atau 0,51 persen menjadi ditutup pada 1.810,70 dolar per ounce, setelah diperdagangkan mencapai tertinggi sesi di 1.819,00 dolar AS dan terendah sesi di 1.800,10 dolar AS.

Dikutip dari ANTARA, Emas berjangka terangkat 3,50 dolar AS atau 0,19 persen menjadi 1.801,50 dolar AS pada Kamis, 8 Desember, setelah melonjak 15,6 dolar AS atau 0,88 persen menjadi 1.798,00 dolar AS pada Rabu, 7 Desember, dan terdongkrak 1,10 dolar AS atau 0,06 persen menjadi 1.782,40 dolar AS pada Selasa, 6 Desember.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Jumat, 9 Desember, bahwa indeks harga produsen AS meningkat 0,3 persen bulan ke bulan pada November, lebih tinggi dari kenaikan 0,2 persen yang diperkirakan oleh para ekonom.

Pertumbuhan harga grosir AS yang lebih tinggi dari perkiraan meredam harapan bahwa inflasi bisa mengarah lebih rendah, meningkatkan permintaan safe haven investor untuk emas.

Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Jumat, 9 Desember, bahwa persediaan pedagang grosir AS meningkat 0,5 persen pada Oktober dalam sebulan, sedikit berkurang dari kenaikan 0,6 persen yang tercatat pada September.

Pembacaan awal indeks sentimen konsumen Universitas Michigan menunjukkan lompatan tak terduga ke 59,1 pada Desember, naik dari 56,8 pada November dan mengalahkan perkiraan pasar untuk pembacaan 56,9.

Investor memperkirakan kenaikan suku bunga 50 basis poin dalam pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve minggu depan.

Emas berjangka naik hampir 0,1 persen untuk minggu ini.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 47,1 sen atau 2,03 persen, menjadi ditutup pada 23,717 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 21,60 dolar atau 2,13 persen, menjadi ditutup pada 1.036,20 dolar AS per ounce.