JAKARTA - Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange naik pada Jumat (Sabtu pagi WIB) karena data inflasi Amerika Serikat (AS) lebih tinggi dari perkiraan.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April tercatat turun 9,20 dolar AS atau 0,46 persen menjadi ditutup pada 2.024,10 dolar AS per ounce.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Jumat 16 Februari bahwa indeks harga produsen AS, ukuran harga yang diterima oleh produsen barang dan jasa domestik, naik 0,3 persen pada bulan Januari atau mengalami kenaikan terbesar sejak Agustus.
Data inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan meningkatkan ekspektasi pasar terhadap Federal Reserve yang tidak mungkin menurunkan suku bunga sebelum Juni, sehingga melemahkan dolar AS dan mendukung kenaikan harga emas.
Dalam acara National Association for Business Economics pada Jumat 16 Februari, Wakil Ketua Pengawasan Federal Reserve Michael Barr mengatakan Federal Reserve perlu melihat lebih banyak data yang menunjukkan inflasi kembali ke angka 2 persen sebelum mulai menurunkan suku bunga. Barr mendukung pendekatan hati-hati Ketua Fed Jerome Powell terhadap penurunan suku bunga.
BACA JUGA:
Data ekonomi lainnya yang dirilis pada Jumat beragam. Mulai dari Indeks Sentimen Konsumen yang diterbitkan The University of Michigan naik menjadi 79,6 pada Februari dan 79 pada Januari. Kenaikan kecil tersebut mengikuti peningkatan tajam selama dua bulan sebelumnya yang merupakan terbesar dalam lebih dari 30 tahun.
Selain itu, data ekonomi selanjutnya ialah laporan dari Departemen Perdagangan AS terkait pembangunan rumah baru AS turun 14,8 persen pada Januari karena para pembangun rumah mengurangi proyek baru. Kemudian, pembangunan perumahan turun menjadi level tahunan 1,33 juta dari 1,56 juta pada Desember.
Terkait logam mulia perak, untuk pengiriman Maret naik 52,40 sen atau 2,28 persen menjadi ditutup pada 23,475 dolar per ounce. Harga platinum untuk pengiriman April naik 8,30 dolar AS atau 0,92 persen ditutup menjadi 913,50 dolar per ounce.