JAKARTA - Badan Pangan Nasional (National Food Agency, NFA) melakukan upaya pengendalian inflasi pangan pada akhir tahun dengan menggelar pangan murah di berbagai daerah, serta memobilisasi pangan dari daerah surplus ke daerah defisit.
“Kita lihat dinamika harga pangan nasional di tingkat konsumen satu minggu terakhir, kalau saya boleh sebutkan yang pertama beras medium ini terhadap minggu lalu ada kenaikan 0,04 persen. Kemudian kedelai ini 0,57 persen kenaikannya, cabai rawit merah 2,53 persen dan telur ayam ras. Ini item-item yang bulan Desember harus kita jaga bersama-sama,” kata Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi dalam keterangan resmi dikutip Antara, Selasa 6 Desember.
Untuk itu pihaknya fokus menyiapkan mobilisasi pangan dan gelar pangan murah serentak selama Desember. Mobilisasi pangan yang dilakukan melalui fasilitasi distribusi atau Business to Business (B2B) dari daerah surplus ke daerah defisit akan dilaksanakan pada minggu pertama sampai ketiga Desember.
Aksi mobilisasi tersebut meliputi mobilisasi Jagung dari Bima (NTB) ke Kendal (Jateng) dan Blitar (Jatim) pada minggu pertama sampai kedua Desember oleh Gapoktan Jagung dan Koperasi Peternak Kendal dan Blitar.
Selain itu juga mobilisasi live bird atau ayam hidup dari Pulau Jawa Ke Kawasan Indonesia Timur pada minggu pertama dan kedua Desember bersama PT Berdikari, mobilisasi gula dan minyak goreng pada minggu pertama sampai ketiga Desember bersama ID Food, serta mobilisasi beras dari Sulawesi Selatan ke wilayah kepulauan dan Indonesia Timur pada minggu pertama hingga ketiga Desember oleh Perum Bulog dan penggilingan padi.
BACA JUGA:
Aksi gelar pangan murah, lanjutnya, digenjot pelaksanaannya pada minggu pertama sampai keempat Desember di lebih dari 235 titik yang tersebar di 20 provinsi.
Provinsi yang akan melaksanakan gelar pangan murah diantaranya Aceh, Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, NTT, Maluku, Maluku Utara, dan Papua.
“Gelar pangan murah dilaksanakan melalui kolaborasi NFA, Bank Indonesia, bersama Dinas Urusan Pangan Provinsi dan Kabupaten, BUMN Pangan, Koperasi, serta Asosiasi. Kegiatan ini wujud kerja sama yang baik antara pusat dan daerah dalam menekan inflasi di seluruh Kota/Kabupaten di Indonesia,” jelasnya.
Menurut Arief, kedua aksi tersebut terbukti efektif dalam mengendalikan inflasi pangan pada Oktober dan November lalu sehingga pelaksanaannya terus ditingkatkan di Desember. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Oktober inflasi kelompok pangan berada di angka -0,97 persen (mtm) dan November berada di posisi 0,00 persen (mtm). Andil inflasi pangan (yoy) mengalami penurunan di Oktober 1,72 persen dan di November menjadi 1,50 persen.