Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah berencana akan menambah anggaran Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi Rp360 triliun di 2023. Sementara, subsidi bunga KUR yang diberikan masih berada di angka 3 hingga 6 persen, tergantung nilai pinjamannya.

Hal ini disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir dalam sambutannya di acara Pemberian NIB bagi Pelaku UMK Perseorangan di Lampung.

Pernyataan Erick tersebut sekaligus menjadi jawaban atas rencana adanya penyetopan subsidi bunga KUR 3 persen yang dikenakan kepada UMKM yang mulai berlaku tahun depan. Erick menegaskan tidak ada penyetopan, justru adanya tambahan anggaran KUR.

"Pemerintah mendorong KUR, ada bunga 3 persen, ada bunga 6 persen tergantung nilai pinjamannya. Dan tahun depan pemerintah menaikan lagi yang namanya KUR kurang lebih angka menjadi Rp360 triliun, naik lagi, ini fakta bukan hoaks," katanya dilansir dari YouTube Kementerian Investasi, Kamis 1 Desember.

Kata Erick, pemerintah juga berkomitmen mendorong keberlanjutan usaha UMKM. Hal ini karena pertumbuhan makro ekonomi dalam negeri juga disumbangkan dari 65,4 juta pelaku usaha mikro.

Karena itu, Erick menjelaskan tidak ada alasan bagi pemerintah mengutamakan industri atau perusahaan besar dan menomorduakan pelaku UMKM. Ia memastikan UMKM akan menjadi perhatian utama otoritas.

"Kita menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia, pondasi dari ekonomi Indonesia adalah 65,4 juta UMKM kita. Dan merupakan 97 persen pembukaan lapangan kerja kita, itu fakta, jadi tidak mungkin pemerintah menomorduakan UMKM atau ultra mikro," ucapnya.

Erick pun menyayangkan adanya persepsi bahwa pemerintah hanya mengutamakan kepentingan investasi perusahaan besar, tanpa melihat kepentingan UMKM.

"Kita kadang-kadang terjebak persepsi seakan pemerintah hanya mendorong yang namanya pengusaha besar dan kadang-kadang dipersepsikan oligarki, pemerintah saya raya bukan pemerintah tidak punya empati atau perasaan," ujarnya.