Bagikan:

PALEMBANG - Bank Pembangunan Daerah Bank Sumsel Babel (BSB) siap merealisasikan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp2,5 triliun pada 2023 jika mendapatkan kepercayaan pemerintah dengan diberikan kuota tambahan dibandingkan tahun sebelumnya.

Direktur Utama Bank Sumsel Babel Achmad Syamsudin mengatakan, alokasi ini dinilai dapat terserap optimal pada tahun mendatang karena dalam dua tahun terakhir BSB selalu melampaui target.

“Seperti tahun ini dari Rp1,5 triliun justru ditambah Rp300 miliar lagi, karena pada Oktober sudah habis,” kata dia dikutip Antara, Jumat 25 November.

Ia mengatakan meski ada ancaman resesi pada 2023 tapi BSB optimistis dapat meningkatkan performa KUR lantaran sektor ini didominasi oleh pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

Sektor UMKM dinilai lebih tahan banting dibandingkan sektor lain karena lebih banyak memakai komponen dalam negeri dan menyasar pasar dalam negeri.

Apalagi, ekosistem UMKM di dua provinsi yakni Sumsel dan Bangka Belitung mulai terbentuk seiring dengan bangkitnya ekonomi pasca pandemi COVID-19.

Oleh karena itu, ia optimistis sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah dinilai mampu bertahan di tengah ancaman resesi ekonomi yang melanda dunia.

Jika merujuk pada kejadian sebelumnya yakni pandemi COVID-19, justru BSB mampu meningkatkan performa penyaluran KUR.

Pada 2021, BSB mampu merealisasikan penyaluran KUR hingga Rp1 triliun sehingga mendapatkan kepercayaan pemerintah menjadi Rp1,5 triliun pada 2022.

Program pinjaman rendah bunga dari pemerintah ini kini menjadi pilihan utama pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Saat ini, BSB memiliki sekitar 50 ribu nasabah KUR.

Pemerintah menetapkan suku bunga KUR lebih rendah dibandingkan suku bunga jenis kredit lainnya, yakni 6,0 persen per tahun.

BSB sebagai bank yang dipercaya pemerintah menyalurkan KUR juga membuat beragam strategi agar terserap optimal, di antaranya membuat KUR kluster untuk pertanian, kuliner dan fesyen.

Dengan dibuatkan klusternya maka akan terbentuk ekosistem bisnisnya, mulai dari hulu hingga ke hilir sehingga bisa menekan biaya produksi, kata Syamsudin.

Jika pelaku usaha dapat menekan biaya produksi maka kemampuan untuk membayar cicilan kredit akan meningkat. Selain itu, ketahanan usaha juga meningkat sehingga pelaku usaha tersebut dapat naik kelas, khususnya pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Hal ini sudah dilakukan BSB di Kampung Pempek Tanjung Rajo Palembang yang menyalurkan kredit pembiayaan mikro dengan pembiayaan berkisar Rp2 juta hingga Rp10 juta.

Kemudian, yang dinilai juga cukup berhasil yakni pembentukan kluster pertanian di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur untuk penyaluran KUR.