PADANG - Nilai transaksi saham warga Sumatera Barat di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai Rp13,5 triliun yang berasal dari 140.163 orang investor. Catatan tersebut terdata sejak Januari hingga Oktober 2022.
"Dibandingkan tahun lalu, hingga Oktober 2022 terjadi peningkatan jumlah investor di Sumbar mencapai 33.634 orang atau naik 31,57 persen," kata Kepala perwakilan Bursa Efek Indonesia Sumbar Early Saputra dikutip Antara, Kamis 24 November.
Menurut dia tingginya nilai transaksi saham menunjukkan minat masyarakat untuk menanamkan uang di pasar modal terus meningkat.
"Ini didukung oleh keberadaan 10 sekuritas dan 17 gerai BEI yang tersebar kampus hingga SMA," ujarnya.
Ia merinci investor asal Sumbar hingga Oktober 2022 didominasi oleh generasi muda dengan komposisi rentang usia 18-25 tahun sebanyak 26.032 orang, usia 26-30 tahun 16.249 orang, usia 31-40 tahun 11.892 orang, dan usia 41 tahun ke atas 6.918 orang.
Sementara, berdasarkan pekerjaan berasal dari pegawai swasta sebanyak 19.558 orang, pelajar 18.563 orang, pengusaha 8.062 orang, pegawai negeri 3.857 orang, ibu rumah tangga 2.336 orang, guru, 728 orang, pensiunan 357 orang dan lainnya 7.523 orang.
Dilihat berdasarkan sebaran kota investor terbanyak berasal dari Kota Padang sebanyak 42.164 SID, Kabupaten Agam 11.820 SID, Kabupaten Tanah Datar 9.280 SID, Kabupaten Padang Pariaman 8.298 SID.
Pada sisi lain ia mengingatkan agar masyarakat yang berinvestasi di Pasar Modal memperhatikan aspek 3P yaitu paham, punya dan pantau.
"Jadi sebelum berinvestasi pahami tujuan keuangan karena masing-masing orang akan berbeda tujuannya," kata dia.
Dari tujuan keuangan yang berbeda aksinya akan berbeda sehingga tidak terjerat membeli saham berdasarkan referensi teman.
Lalu setelah punya akun saham harus berhati-hati dengan orang yang mengaku dari bursa padahal penipuan.
"Kemudian juga pantau harga yang naik turun dan fluktuasi bisnis karena jangan sampai menyimpan saham perusahaan yang dulu bisnisnya bagus namun sekarang tidak lagi," katanya.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan memaparkan 70 persen investor yang menanamkan uang di pasar modal di Sumatera Barat merupakan generasi muda dengan rentang usia di bawah 30 tahun atau disebut generasi milenial.
Menurut Yusri fakta ini akan menjadi modal yang kuat untuk pengembangan pasar modal di Sumatera Barat.
"Para remaja yang saat ini berinvestasi di Pasar Modal ketika mereka sudah memiliki kekayaan akan menjadi sumbangsih terbesar di pasar modal," katanya.
Ia juga mengingatkan sebelum berinvestasi di Pasar Modal ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama investor harus paham tujuan berinvestasi, berapa lama jangka waktu dan jangan hanya sekadar ikut-ikutan, katanya berpesan.
Kemudian apa yang diharapkan dengan investasi di Pasar Modal dan memahami risiko yang terjadi.
"Setiap investasi pasti ada risiko, tidak ada investasi yang tidak ada risiko ini yang harus dipahami," katanya.
Lalu, sumber dana yang digunakan sebaiknya kelebihan dana bukan uang untuk kebutuhan sehari-hari.
Selanjutnya pastikan di sekuritas yang berizin dan mencari informasi sebanyak-banyaknya sebelum berinvestasi.