Bagikan:

JAKARTA - Rumah produksi film milik Manoj Punjabi PT MD Pictures Tbk (FILM) masuk daftar saham yang sedang dipantau Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini disebabkan penurunan saham FILM yang dinilai tidak wajar dan di luar kebiasaan atau unusual market activity (UMA).

"Dengan ini kami menginformasikan bahwa telah terjadi penurunan harga saham FILM yang di luar kebiasaan atau Unusual Market Activity," tulis Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI Lidia M. Panjaitan pengumuman Peng-UMA-00018/BEI.WAS/02-2023 dikutip Senin 6 Februari.

Pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Meski demikian, investor diharapkan memperhatikan jawaban FILM atas permintaan konfirmasi Bursa.

Investor juga diminta mencermati kinerja FILM dan keterbukaan informasinya dan mengkaji kembali rencana aksi korporasi jika belum mendapat persetujuan pemegang saham. Selain itu, investor juga diminta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.

"Sehubungan dengan terjadinya Unusual Market Activity atas saham FILM tersebut, perlu kami sampaikan bahwa Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini," tutur Lidia.

Saham FILM terpantau bergerak fluktuatif dan mencapai level Rp780 per saham sampai pukul 10.44 WIB pada perdagangan Senin 6 Februari. Harga saham ini telah turun 67 persen dibandingkan dengan posisi 27 Desember 2022 yang pernah mencapai Rp2.360.

Penurunan harga saham ini juga membuat kapitalisasi pasar FILM turun menjadi Rp7,42 triliun, padahal pernah menyentuh Rp27,48 triliun pada akhir kuartal III 2022.

Dalam penjelasan manajemen FILM pada 5 Januari 2023 mengenai volatilitas saham, Sekretaris Perusahaan MD Pictures Fidela Hasworini mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui alasan mengapa saham perseroan mengalami penurunan harga. Dia juga menjelaskan ketidaktahuan soal rencana transaksi pemegang saham yang berpotensi memengaruhi nilai efek

Meski demikian, Fidela mengemukakan bahwa dalam waktu dekat FILM membuka kemungkinan untuk merealisasikan rencana penggalangan modal via penerbitan saham baru lewat hak memesan efek alias rights issue.

Usulan rights issue FILM telah mengantongi persetujuan pemegang saham sejak 25 Mei 2022. FILM memiliki waktu 12 bulan untuk merealisasikan aksi korporasi tersebut sejak disetujui. Artinya, FILM memiliki waktu kurang lebih tiga bulan lagi untuk merealisasikan rights issue.