Bagikan:

JAKARTA - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf/Wakabaparekraf) Angela Tanoesoedibjo menyebut Spouse Program G20 telah dilaksanakan dengan sukses dan menekankan keragaman kuliner nusantara menjadi diplomasi gastronomi dalam kegiatan tersebut.

Ia mengatakan Spouse Program G20 bertujuan memberikan pengetahuan mengenai tradisi, budaya, dan kuliner khas Indonesia bagi pendamping dari para kepala negara yang hadir dalam KTT G20.

Spouse Program pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 ini bertemakan “The Journey: Indonesian Sustainable Living Culture” dan menjadi bagian dari rangkaian KTT G20 Indonesia.

Adapun yang turut serta dalam Spouse Program G20, di antaranya para pendamping Kepala Negara dari Jepang, Korea Selatan, Spanyol, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.

"Kegiatan ini disiapkan khusus bagi para pendamping kepala negara yang bertujuan menguatkan komunikasi dan sosialisasi antar peserta maupun spouse," kata Angela dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 15 November.

Program ini dikemas dengan tema look & feel (Eksotis, Inspiratif, Festive, Elegan, Experience – Panca Indra Loka) untuk memberikan WOW effect “The First Time, Once In a Life Time Experiences, and Unforgettable", sehingga para pendamping kepala negara dapat merasakan pengalaman langsung akan kekayaan budaya Indonesia, mulai dari kuliner, kesenian tradisional, hingga produk pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia.

Terdapat sejumlah agenda kegiatan yang dilakukan dalam Spouse Program ini, diantaranya showcase/display tekstil tradisional, showcase aktivitas kesenian tradisional Indonesia, seperti Tarian Merak, Tari Pendet, Mama Noken Papua, Tari Tor Tor dan Gondang Batak, Rindik Bali, serta Kolintang dan Keroncong.

Di samping itu, ada pula pameran berupa showcase/display Indonesia Modern (UKM dan IKM Unggulan dengan jenis produk Home Décor and Craft, Healthy Food & Beverage, Accessories & Beauty, Fashion & Wastra, Healthcare & Wellness.

Kemudian kegiatani ini ditutup dengan jamuan Luncheon melalui Food Theater “Kisah Gulu & Friends”, serta “Archipelago on a tray”.

"Kami berharap spouse program ini bisa menjadi momentum yang baik bagi kami semua untuk menampilkan keberagaman dan kebhinekaan Indonesia, serta menjadi momentum dan medium promosi pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia kepada pasangan dari para kepala negara yang pastinya mendapat perhatian dari masyarakat dunia," jelas Angela.

Angela juga mengatakan sepanjang pelaksanaan spouse program, para pendamping kepala negara sahabat yang hadir terlihat menikmati kegiatan tersebut.

"Mereka sangat mengapresiasi semangat unity in diversity yang dimiliki Indonesia dari Aceh sampai Papua," ungkapnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf/Baparekraf Rizki Handayani, mengungkapkan kegiatan ini benar-benar memperlihatkan keberagaman Indonesia mulai dari sisi seni, budaya, hingga kuliner.

Rizki menjelaskan hidangan yang tersaji dalam Food Theater “Kisah Gulu & Friends” serta “Archipelago on a tray” merupakan hidangan-hidangan kuliner yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

"Jadi di tray-nya itu menampilkan makanan atau sumber makanan dari Aceh hingga Papua. Jadi ada (misalnya) bebek dari Sumatra, kemudian ada kopi dari Gayo, dan teh dari Jawa Barat. Jadi, semua pulau di Indonesia diwakili oleh makanan yang dihidangkan," imbuhnya.

Keanekaragaman kuliner yang disajikan dalam kegiatan spouse program ini menjadi tiang utama yang meninggalkan kesan mendalam bagi para pendamping kepala negara-negara sahabat ini.

Hal ini juga ditunjang keanekaragaman budaya yang dirasakan langsung oleh para pendamping kepala negara sahabat yang diharapkan akan menarik perhatian masyarakat internasional.