Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) optimistis terhadap pulihnya belanja masyarakat pada tahun ini sehingga akan mendukung peningkatan penjualan furnitur, baik untuk tujuan ekspor maupun konsumsi dalam negeri.

"Optimisme ini cukup beralasan, mengingat kinerja ekspor industri furnitur pada 2021 mencapai nilai 2,5 miliar dolar AS. Angka ini meningkat sebesar 33 persen dari 2020, yaitu senilai 1,9 miliar dolar AS," kata Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika saat mewakili Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam acara Simposium Nasional "Grand Strategy Plan Industri Mebel dan Kerajinan Nasional 2022-2025" Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), di Jakarta, Kamis 10 November.

Selain itu, kata Putu, pertumbuhan konsumsi furnitur global semestinya menjadi momentum dan peluang bagi industri furnitur lokal untuk meningkatkan kinerjanya.

Berdasarkan hasil kajian Centre for Industrial Studies (CSIL), konsumsi furnitur global pada 2022 diperkirakan tumbuh tiga persen, yang diangkat oleh kebijakan stimulus Recovery and Resilience Facility di Uni Eropa.

Hasil studi CSIL tersebut diperkuat oleh Consumer Market Outlook yang dikeluarkan Statista, yang memperkirakan pendapatan industri furnitur global akan terus meningkat secara konsisten dari 1,3 triliun dolar AS pada 2020 ke 1,6 triliun dolar AS pada 2025.

"Kami terus jaga optimisme pasar global terhadap industri furnitur dan kami harus segera menangkap peluang industri furnitur dalam negeri ini," jelas Putu.

Di pasar domestik, aksi penguatan pemerintah untuk mengintensifkan upaya peningkatan penggunaan produk dalam negeri juga mesti menjadi momentum bagi industri furnitur guna meningkatkan kinerja dan penyerapan produk.

Oleh karena itu, ujar Putu, industri furnitur dan kerajinan dalam negeri harus memberikan perhatian khusus terhadap pengurusan sertifikasi TKDN agar dapat menjual produknya di e-Katalog.

Pemerintah melalui Kemenperin pada tahun ini menyiapkan program sertifikasi TKDN gratis untuk 1.250 produk dan tahun depan Kemenperin juga akan memperjuangkan penambahan anggaran, sehingga sertifikat TKDN gratis bertambah menjadi 10.000 produk agar menjangkau lebih banyak industri, khususnya Industri Kecil Menengah (IKM).

"Kami membuka pintu bagi para pelaku industri furnitur dan kerajinan dalam negeri untuk memanfaatkan program tersebut. Kami upayakan agar sertifikasi TKDN ini di tahun yang akan datang tidak hanya makin murah, tetapi juga makin cepat," imbuhnya.