Bagikan:

JAKARTA - PT Blue Bird Tbk optimistis kinerja keuangannya bisa bertumbuh seiring dengan kehadiran direktur yang baru. Adalah Irawaty Salim yang menggantikan Eko Yuliantoro karena mengajukan pengunduran diri.

Penunjukkan Irawati dapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Blue Bird yang berlangsung Kamis 10 November.

"Dengan struktur manajemen yang baru ini harapannya dapat mendorong kinerja Perseroan ke arah yang lebih baik, sambil terus mengembangkan inovasi baru sehingga kinerja perusahaan terus tumbuh positif seiring dengan permintaan pasar yang semakin banyak," kata Direktur Utama Blue Bird Sigit Djokosoetono dalam konferensi pers, di Kantor Bluebird Group, Jakarta.

Sigit juga mengatakan setelah mengarungi dua tahun situasi tak menentu pandemi COVID-19 yang mengakibatkan melemahnya industri transportasi di Indonesia, perusahaan taksi Bluebird ini mencatatkan pertumbuhan positif selama empat kuartal terakhir berturut-turut.

Lebih lanjut, Sigit menjelaskan hal ini merupakan wujud nyata ketangguhan, dedikasi, komitmen dan integritas seluruh insan Bluebird yang membawa perusahaan semakin adaptif dan tangguh di tengah segala tantangan. Kata Sigit, situasi ini membuat Bluebird belajar mengaplikasikan nilai-nilai yang membentuk perusahaan untuk memperkokoh fundamental perusahaan dan berhasil bangkit dari keterpurukan.

"Ke depan bersama seluruh pelanggan, karyawan, pengemudi dan masyarakat, kami terus berkomitmen memberi nilai tambah dan berkontribusi mengawal iklim industri transportasi ke arah yang semakin positif untuk berbagi kebahagiaan kepada seluruh pemangku kepentingan demi membangun negeri ini," tuturnya.

Kinerja Keuangan

Di tengah ketidakpastian pasar dan tantangan ekonomi, Blue Bird berhasil membukukan pendapatan bersih setelah pajak di tiga kuartal 2022 sebesar Rp2,51 triliun, yang meroket tajam sebesar 73 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,45 triliun.

Blue Bird juga berhasil mencapai pertumbuhan laba bersih sebesar 498 persen year on year (yoy) menjadi Rp260,63 miliar setelah sebelumnya mengalami rugi bersih sebesar Rp66 miliar pada periode yang sama tahun 2021.

Tidak hanya itu, Blue Bird juga berhasil meningkatkan kinerja operasional perseroan yang terefleksi dari peningkatan EBITDA hingga 156 persen yoy. Pencapaian kinerja keuangan positif tersebut menunjukkan kekuatan Perseroan bertahan bahkan bangkit melalui krisis.

"Pertumbuhan kinerja tersebut dipengaruhi oleh mobilitas masyarakat yang kembali normal dan berbagai strategi bisnis Perseroan termasuk penguatan fundamental, pendekatan engage everybody, dan peningkatan layanan Mobility as a Service (MaaS) yang cermat melalui strategi layanan Multi-Product/services, Multi-Channel, Multi-Payment," katanya.