Blue Bird Milik Konglomerat Purnomo Prawiro Raup Pendapatan Rp1,45 Triliun, namun Masih Rugi Rp66,3 Miliar di Kuartal III 2021
Gedung Blue Bird. (Foto: Wikimedia Commons)

Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan taksi, PT Blue Bird Tbk (BIRD) membukukan pendapatan Rp1,45 triliun hingga September 2021, atau turun 6,6 persen secara tahunan. Meski demikian, manajemen perusahaan milik konglomerat Purnomo Prawiro ini menilai pencapaian tersebut terbilang baik, meski ada pembatasan mobilitas masyarakat di tengah pandemi COVID-19.

"Rata-rata pendapatan per bulan periode pandemi (Januari-September) 2021 naik Rp24 miliar atau 17,5 persen dibandingkan rata-rata pendapatan per bulan periode pandemi [Maret-Desember] 2020, yang menunjukkan perseroan pada jalur pemulihan yang kuat dan mampu menghadapi goncangan pandemi lebih baik dibandingkan tahun lalu," kata Direktur Utama Blue Bird, Sigit Djokosoetono dalam keterangan tertulis, dikutip Senin 1 November.

Sigit menuturkan, selain pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada 2021, selama Januari dan Februari 2020 pendapatan perseroan masih berada dalam masa normal sebelum pandemi di mana kinerja perseroan pada saat itu sedang sangat baik dengan rata-rata pendapatan naik sekitar 7 persen dibandingkan Januari-Februari 2019.

"Apabila dibandingkan antara periode pandemi di 2020 dan 2021, lanjutnya, performa perseroan justru membaik pada kuartal III 2021. Sementara itu rugi bersih perseroan pada September 2021 tercatat sebesar Rp66,3 miliar, membaik 58 persen dibandingkan kerugian September 2020, yaitu Rp158 miliar.

"EBITDA perseroan juga turut meningkat di mana pada periode kuartal III 2021 EBITDA yang dihasilkan adalah Rp248 miliar, naik Rp12,5 miliar dibandingkan sembilan bulan pertama 2020," imbuhnya.

Lebih lanjut Sigit memerinci, perbaikan kinerja Bluebird didukung oleh beberapa faktor. Di antaranya, beban langsung perseroan turun 9,6 persen atau Rp125,3 miliar di kuartal III 2021 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebagai hasil dari efisiensi operasional perseroan.

Selain itu strategi efisiensi perseroan juga diterapkan dalam lini pendukung operasi sehingga beban usaha juga turun Rp46,2 miliar secara tahunan. Hal itu juga membuat rugi usaha perseroan tahun ini jauh membaik dari yang sebelumnya Rp177 miliar menjadi -Rp108 miliar.

"Faktor selanjutnya adalah salah satu lini bisnis perseroan yaitu Mobil Go yang bergerak pada penjualan mobil bekas eks armada Bluebird, menunjukkan kinerja yang sangat baik. Laba atas penjualan aset naik sangat signifikan dari yang sebelumnya mencatat kerugian sebesar Rp5,4 miliar di kuartal III 2020 menjadi laba sebesar Rp48,6 miliar di sembilan bulan pertama tahun ini," terangnya.