Bagikan:

JAKARTA - PT Pertamina (Persero) tengah berupaya menjadi penghasil listrik hijau berbasis tenaga panas bumi kelas dunia. Salah satu caranya adalah dengan mengembangkan inovasi teknologi untuk peningkatan pemanfaatan panas bumi.

"Ada peluang, karena masih kurang dari sepuluh persen yang dimanfaatkan dari total potensi yang dimiliki Indonesia," kata Senior Vice President Research Technology and Innovation Pertamina Oki Muraza, dalam paparannya di COP-27, Sharm el Sheikh, Mesir yang dikutip Kamis 10 November.

Ia menambahkan, Indonesia mempunyai potensi hampir 24 GW panas bumi, sementara hanya kurang dari 10 persen dari potensi tersebut yang baru dimanfaatkan. Sehingga masih ada peluang yang besar untuk lebih meningkatkan kapasitas pemanfaatan panas bumi dalam menghasilkan listrik hijau.

Selain untuk meningkatkan bauran energi terbarukan dalam proporsi energi listrik nasional Indonesia, upaya peningkatan kapasitas listrik berbasis panas bumi juga mendukung target Indonesia untuk mencapai emisi nol bersih pada 2060.

"Kegiatan riset dan pengembangan inovasi teknologi untuk pemanfaatan panas bumi yang dilakukan Pertamina meliputi bidang eksplorasi, pengembangan, operasi-produksi dan digitalisasi," lanjut Oki.

Saat ini, lanjut Oki, Pertamina sedang mengembangkan teknologi yang lebih baik di bidang eksplorasi, dapat menyediakan studi komprehensif tentang geosains serta mengembangkan metode baru yang memungkinkan untuk diterapkan di industri panas bumi.

"Ini adalah sesuatu yang telah dilakukan selama bertahun-tahun sehingga secara teknologi kami menguasainya mulai dari kegiatan eksplorasi, pengembangan, produksi, pengeboran, dan sebagainya," tutur Oki.

Pertamina juga akan meningkatkan kapasitas panas bumi dari semula 672 MW pada 2020 menjadi 1.128 MW pada 2026.

Pertamina berupaya memiliki keunggulan operasional terbaik di sektor hulu, integrasi dalam mengembangkan area baru serta memperluas rantai nilai produk dari energi panas bumi seperti produk green energy yang berupa green methanol, green hydrogen, nano-silica, green liquid CO2, carbon credit dan mendukung dalam pengembangan kluster industri hijau di Tanah Air.

"Kami berharap dapat mempercepat dalam pengembangan area baru, dimana saat ini pengembangan area baru dapat digunakan tidak hanya untuk listrik tetapi kami mulai memikirkan lokasi yang memungkinkan dapat dikembangkan untuk green hydrogen," ujarnya.

Oki mengatakan Pertamina membuka peluang kerja sama dengan para pemain di bidang panas bumi di Indonesia dan energy efficiency untuk mengimplementasikan solusi teknologi yang dikembangkan. Dengan begitu, lebih banyak pembangkit listrik tenaga panas bumi dan produk lain dari panas bumi serta mengoptimalkan pemanfaatan potensi panas bumi di Tanah Air.