Kepala BI Bali: 65 Persen Pengeluaran Wisatawan untuk <i>Food and Beverage</i>
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

BADUNG - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengungkapkan, sekitar 65 persen pengeluaran wisatawan di Bali adalah untuk kuliner Food and Beverage (FnB).

"Pemasukan ada dari tiket pesawat, hotel, misal hotelnya perusahaannya di Jakarta ya ada pajak ke pusat, kalau disini wisatawan makan, Food and Beverage bilang lah sekitar 65 persen dia FnB, lalu tinggal di hotel bintang lima itu besar nilainya," kata Trisno dikutip dari Antara, Jumat, 5 November.

Ia mengatakan, rata-rata dalam satu kali kunjungan, wisatawan dapat menghabiskan uang sekitar 1.500 dolar AS, di mana 65 persen dikeluarkan untuk FnB.

"Kira-kira hitungannya katakanlah 5.000 orang sampai 10 ribu orang sehari tinggal di hotel, dikalikan 1.500 dolar, dikalikan 65 persen kira-kira itu yang bisa didapat perusahaan di Bali, di hotel-hotel," ujar Kepala Bank Indonesia Bali itu.

Menurutnya, sektor bisnis makanan minuman ini menjadi salah satu penopang perekonomian, kemajuannya juga terlihat sejak adanya KTT G20.

Trisno mengatakan, rangkaian KTT G20 dan event internasional dengan jumlah lebih dari 50 acara yang terselenggara di Bali selama 2022 turut meningkatkan pertumbuhan ekonomi Bali yang sempat terjun bebas pada 2020 lalu.

"Tahun depan sudah resmi ada 15 event internasional yang diadakan, ada lagi yang mungkin belum resmi karena hotel-hotel belum rilis, tahun depan pertumbuhan ekonomi Bali diperkirakan naik jadi 5,20-6 persen rata-rata, kalau 2022 4,7 persen," kata Trisno kepada media.

Asal tahu saja, bisnis FnB di Bali sendiri terus membaik memasuki kuartal empat 2022, dibarengi dengan meningkatnya kunjungan wisatawan.

Kedatangan wisatawan terlebih menjelang KTT G20 disebut memberi dampak positif bagi bisnis kafe dan restoran.

Ketua Bali Tourism Board (BTB) Ida Bagus Agung Partha Adnyana mencontohkan daerah Seminyak dan Canggu Kabupaten Badung yang aktivitasnya sudah normal.

Menurutnya, dengan melihat pemilik modal sudah berani membuka restoran hingga kafe, artinya mereka telah percaya bahwa Bali telah bangkit.

"Diperkirakan kafe, restoran hingga klub pantai yang ada di sekitar Bali Selatan saja bisa mengantongi omzet mulai Rp3 juta hingga Rp1 miliar per hari (beach club). Membuat bisnis restoran dan kafe tumbuh melebihi 100 persen,” kata Bagus Agung.